Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Tradisi Natal di Jepang, Unik dan Berkesan

Makan KFC jadi tradisi sejak tahun 1974

Aisyah Banowati

Libur Natal akan segera tiba. Tak seperti kebanyakan negara Asia lainnya, pemerintah Jepang tidak menandai 25 September sebagai hari libur nasional. Begitu pula dengan hari besar agama lainnya.

Namun, mayoritas warga Jepang tak akan melewatkan kesempatan ini untuk pergi berkencan maupun bertemu teman. Alih-alih mengikuti upacara keagamaan, kebanyakan akan merayakan suasananya saja. 

Setiap malam Natal, warga di Negeri Sakura ini punya kebiasaan unik yang cukup berbeda dari negara Asia lainnya. Penasaran dengan apa yang mereka lakukan? Berikut fakta menarik dari tradisi Natal di Jepang.

Makan KFC di malam Natal

unsplash.com/doctype

Uniknya, ada satu tradisi Natal di Jepang yang telah dimulai sejak 1974. Kala itu, pada dekade yang sama dengan gerai KFC pertama dibuka di Jepang, Takeshi Okawara selaku manager KFC memulai perencanaan pemasaran yang disebut “Kurisumasu ni wa Kentakkii”.

Ide konsep Kurisumasu ni wa Kentakkii atau Kentucy untuk Natal datang setelah beberapa orang asing datang ke KFC dan mengatakan jika mereka merindukan kalkun untuk Natal. Takeshi Okawara berharap jika ayam utuh KFC—serta makanan pendampingnya—dapat menjadi pengganti yang baik.

unsplash.com/juankarlo

Saat malam Natal, di depan KFC, akan berdiri maskot Kolonel Sanders dengan rambut putihnya yang sedang tersenyum ramah dengan pakaian Santa. Melansir dari BBC, disebutkan jika di negara yang sangat menjunjung tinggi orang yang lebih tua, Kolonel Sanders akan mengenakan setelan satin merah sebagai simbol liburan. 

Karena konsep ‘makan KFC di malam Natal’ telah menjadi tradisi, tak mengherankan melihat orang Jepang mengantri sangat panjang untuk membeli seember ayam di gerai KFC. Oleh karena itu, tak jarang para ibu rumah tangga memesan dari jauh-jauh hari sebelum mengambil ayam goreng di waktu yang telah ditentukan.

Kue Natal khas Jepang

unsplash.com/radio_jane

Di Jepang, kue Natal adalah menu wajib yang harus ada pada malam Natal. Kue Natal khas Jepang adalah sponge cake yang dilapisi whipped cream dengan hiasan buah stroberi segar. Menemukannya pun cukup mudah, kue Natal bahkan dijual di 7-Eleven sepanjang bulan Desember. 

Tepat di tanggal 25 Desember, kue Natal akan dijual dengan potongan harga besar-besaran. Fenomena ini menimbulkan istilah—dalam konotasi negatif—baru “kue Natal” yang ditujukan untuk perempuan yang belum menikah. Apabila seorang perempuan belum menikah setelah umurnya mencapai lebih dari 25 tahun, maka ia dikatakan kadaluarsa. 

Merangkum pada Japanese Station, dijelaskan jika tradisi memakan kue ini adalah cara Jepang untuk meniru kemakmuran pasca-perang Amerika. Jika di negara barat Natal akan dirayakan dengan memakan kalkun, di Jepang kue penuh gula, krim, dan buah stroberi adalah menu utama.

Malam Natal yang lebih romantis dari Valentine

instagram.com/netflixjp

Malam Natal, 24 Desember, adalah waktu paling romantis di Jepang yang melebihi perayaan Valentine. Para pasangan merayakan Natal dengan bergandengan tangan di bawah salju, meja restoran penuh dengan kelompok kecil, dan jalanan disinari cahaya berwarna-warni dari lampu LED ramah lingkungan.

Sayangnya, tidak ada yang dapat memastikan kapan tradisi ini dimulai. Melansir dari Time Out, kabarnya ini diawali saat "My Lover is Santa Claus" menjadi hit besar di tahun 1982. Sampai saat ini, lagu yang dinyanyikan oleh Seiko Matsuda ini masih sering diputar di malam Natal. 

Malan Natal adalah waktu terbaik untuk merayakan kebersamaan, jadi mengapa kamu tidak menghabiskan waktu bersama orang terkasih?

Di Jepang, tradisi Sinterklas 'mengirim' hadiah masih hidup dan berkembang. Seperti layaknya anak-anak lain di seluruh dunia, anak-anak di Jepang juga menantikan hadiah di bawah pohon Natal di pagi hari.

Kalau kamu, selain pergi ke gereja, apa yang biasa dilakukan untuk merayakan Natal?

IDN Channels

Latest from Inspiration