Film Exhuma tengah menjadi pembicaraan hangat di berbagai media sosial. Film garapan Jang Jae-hyun ini menguak sebuah fakta yang mind blowing, adanya kaitan sejarah kelam antara Korea dan Jepang di abad ke-16.
Film yang kental dengan ritual shamanisme telah menembus 5 juta penonton dalam waktu 10 hari saja. Exhuma sukses menggabungkan elemen horor dan kisah lampau yang ada di Semenanjung Korea.
Dengan alur cerita yang padat dan mendalam, Exhuma memunculkan berbagai teori dan fakta seru di balik film tersebut. Lantas, apa saja teori dan fakta yang berseliweran?Yuk, ikuti ketegangan kisah filmnya di bawah ini.
Film Exhuma terbagi menjadi dua plot cerita
Film Exhuma yang telah mengudara sejak 22 Februari 2024 dengan Kim Go-eun dan Lee Do-hyun sebagai bintang utama menawarkan cerita horor yang menegangkan. Berpusat pada dua dukun muda, yang berupaya menyelamatkan seorang bayi dari kejadian mistis.
Dalam film ini, unsur kultural Korea sangat kaya dan realistis. Penonton pun merasakan ritual shamanisme yan memikat dari karakter Kim Go-eun ini. Tapi jika diperhatikan lebih dalam, ternyata plot dari Exhuma terbagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama menyajikan penggalian kubur dan ritual shamanisme Korea. Sedangkan, bagian keduanya mengungkap kisah mengerikan dan trauma di Semenanjung Korea.
Munculnya sejarah kelam Korea dan Jepang
Di plot kedua Exhuma tentang siluman Jepang, penonton diajak untuk menyelami sebuah sejarah kelam antara Korea dan Jepang. Nah, siluman Jepang tersebut sangat mengerikan dan misterius.
Konon, Exhuma mengambil latar belakang sekitar abad ke-16. Para Samurai Jepang ini melakukan invasi ke dataran Korea. Saat itu, wilayah Asia Timur mempunyai tiga kerajaan yang cukup berkuasa, yaitu Jepang, Korea, dan Tiongkok.
Namun, ketiga kerajaan ini mengalami pergolakan yang dikenal dengan Perang Imjin (1592 - 1598). Perang tersebut menjadi tonggak kebangkitan Kekaisaran Jepang, yang bersatu di bawah Panglima Perang Toyotomi Hideyoshi dan ingin merebut Semenanjung Korea.
Nama karakter film mirip dengan nama aktivis
Tak hanya sejarah kelam dua negara, tetapi nama tokoh dalam film Exhuma juga memiliki kemiripan dengan beberapa nama aktivis kemerdekaan Korea Selatan. Pertama, ahli feng shui yang dimainkan oleh Choi Min-sik, karakter itu bernama Kim Sang-deok.
Di dunia nyata, ada aktivitas Korea yang bernama Sang-deok. Ia adalah aktivis sekaligus anggota Dewan Negara Pemerintahan Sementara. Hwa-rim, dukun mumpuni yang dilakoni oleh Kim Go-eun juga ada tokoh aslinya.
Tokoh asli itu bernama Lee Hwa-rim, seorang aktivitas perempuan anti-jepang. Ia masuk dalma Korps Patriotik Korea di masa kolonial Jepang, lalu berpindah ke tentara relawan Joseon.
Karakter Lee Do-hyun mengingatkan warganet dengan seorang dokter bernama Yoon Bong-gil. Ia melemparkan bom dahsyat saat upacara kemenangan militer Jepang di taman di Shanghai.
Pasak besi diibaratkan untuk melemahkan Korea
Pasak besi dalam film Exhuma ini dikisahkan seorang Jenderal Jepang yang ditempatkan di Korea saat negeri Matahari Terbit melakukan invasi besar-besaran. Saat bertugas di sana, Jepang mengalami kekalahan.
Pertempuran itu menggabungkan alat tempur dan kekuatan ilmu hitam. Kekalahan yang dialami Jepang membuat murka Kekaisaran, biksu yang dikenal dengan Gisune diperintah untuk menghukum sang Jenderal.
Jenderal tersohor itu dikubur hidup-hidup dengan menancapkan besi di dalam tubuh dan dikubur secara vertikal sebagai pasak bumi. Nah, makam sang Jenderal berada di daerah perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Daerah tersebut dinilai terlarang dan terkutuk.
Pasak besi diibaratkan sebagai alat untuk melemahkan Korea agar mudah ditaklukan saat masa perang dunia.
Makna tersembunyi dari nomor mobil di film
Tak sampai di situ, teori dan fakta di balik film Exhuma semakin mind blowing. Yup, ada makna tersembunyi dari nomor dalam film. Jika diperhatikan ada nomor 1945, 0815, dan 0301, yang ternyata mengacu tentang gerakan kemerdekaan.
Jang Jae-hyun selaku sutradar film Exhuma tidak memberikan komentar lebih terkait teori dan fakta film fenomenal miliknya. Ia hanya berkomentar bahwa Exhuma dibuat untuk 'mencabut' luka dan trauma yang tersimpan lama selama masa penjajahan.
Dalam proses pembuatan film, Jang Jae-hyun banyak berguru kepada para ahli tentang proses pemindahan makam dan upacara leluhur. Ia juga mengikuti proses relokasi makam sebanyak 16 kali.
Kalau udah banyak teori begini sih, wajib banget buat nonton. Kamu bakal dibuat terkejut dengan adegan di luar nalarnya, lho. Ada fakta lain dari film Exhuma yang pernah kamu dengar atau tahu nggak, Bela?