The Worst of Evil menjadi drama comeback Ji Chang Wook di tahun 2023. Namun di tahun 2022, Ia memerankan karakter Lee Eul, seorang pesulap yang hidup sendirian di taman hiburan terbengkalai dalam drama The Sound of Magic.
Memerankan karakter tersebut mengingatkan sang aktor akan kenangan masa kecil yang cukup memprihatikan. Saat proses pembacaan naskah, Ji Chang Wook merasa cerita di drama The Sound of Magic mirip dengan kisahnya saat remaja.
Untuk mencapai titik suksesnya saat ini, aktor yang lahir pada 5 Juli 1987 tersebut, harus melalui perjalanan hidup yang terjal dan terseok-seok dengan perekonomian yang terbatas bersama sang ibu. Lalu, seperti apa kondisi Ji Chang Wook sebelum terkenal? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta memilukannya di bawah ini.
1. Kehilangan sosok ayah sejak kecil
Ji Chang Wook pertama kali terkenal lewat perannya sebagai Donghae di Smile Again (2010-2011), namun popularitasnya tidak bisa dirasakan sang ayah. Laki-laki kelahiran Anyang ini telah kehilangan sosok ayah karena kanker saat dirinya kelas 5 SD.
Saat kehilangan sang ayah, Ji Chang Wook mengalami masa yang sulit baik secara psikis atau perekonomian bersama ibunya. Saat itu, sang ibu membanting tulang dengan bekerja setiap hari di sebuah kedai makan dengan penghasilan rendah.
2. Memilih tinggal bersama sang ibu
Sebagai anak tunggal, Ji Chang Wook tidak pernah tinggal sendiri dan memilih tinggal bersama sang ibu di distrik Gangnam, Seoul, Korea Selatan. Ia mengungkapkan bahwa ibunya membesarkannya seorang diri pasca sang ayah meninggal.
Ji Chang Wook melihat semua kesulitan dan perjuangan sang ibu demi mencukupi semua kebutuhan hidup mereka berdua. Oleh karena itu, ia berusaha keras untuk menjadi putra yang baik untuk ibunya. Selepas SMA, ia masuk ke Universitas Dankook dan mengambil jurusan Teater dan Film pada tahun 2006.
3. Pernah bertengkar dengan sang ibu
Saat kuliah, Ji Chang Wook sering mangkir dari kelas dan mendapat nilai jelek di tahun pertama. Namun, saat seorang seniornya di kampus meminta Ji Chang Wook menjadi pemeran pendukung di film pendeknya, sang aktor mulai tertarik dengan dunia akting.
Tetapi, impian tersebut sempat mendapat tentangan keras dari sang ibu. Berkat kerja kerasnya, ia berhasil meyakinkan sang ibu akan pilihan kariernya. Kini, ibunya bangga kepada Ji Chang Wook yang telah menjadi seorang aktor ternama Korea Selatan.
4. Jarang menghabiskan waktu bersama ibu
Selalu ada konsekuensi di setiap pilihan hidup, begitu pula yang dirasakan oleh Ji Chang Wook. Saat ini, Ji Chang Wook telah memiliki segalanya. Namun, ia merasa belum dapat memberikan apa yang penting bagi sang ibu, yakni waktu.
"Aku berusaha keras menjadi anak baik untuk ibuku, tapi hal terbaik yang bisa kamu lakukan untuk ibumu bukan melakukan atau membeli suatu hal untuknya. Hal terpenting adalah menghabiskan waktu bersama."
Meski tinggal bersama, ia mengaku bahwa mereka jarang menghabiskan waktu berdua. Kesibukan syuting membuat sang aktor selalu pulang larut malam dan berangkat dini hari. Makanya sebelum wamil, Ji Chang Wook berusaha menikmati waktu bersama ibunya.
Ia mengaku jika dirinya sangat menyukai masakan rumah, tetapi Ji Chang Wook tidak bisa mencicipi sarapan dari sang ibu karena tidur sehabis bekerja.
5. Debut akting di dunia teater demi uang
Dalam sebuah wawancara, bintang The Sound of Magic ini mengungkapkan alasan di balik debut musikalnya tahun 2006. Ji Chang Wook memulai karier aktingnya di dunia teater karena ia membutuhkan uang.
Sang aktor mengaku bahwa ia tidak pernah berpikir untuk menjadi penyanyi. Walau hobi bernyanyi, tetapi Ji Chang Wook merasa ia kurang berbakat dalam bidang tarik suara. Tetapi, hobi tersebut justru memberikan pengalaman berharga bagi Ji Chang Wook di mana dirinya berakting, bermain sulap, bernyanyi, serta menari di The Sound of Magic.
6. Pernah tidak mendapat panggilan kasting
Selain ditinggal oleh orang tercinta, titik terendah dalam hidup Ji Chang Wook juga terjadi saat dirinya tidak menerima panggilan kasting sama sekali, setelah menyelesaikan drama Five Finger (2012).
Popularitasnya semakin meningkat saat ia berhasil memerankan karakter Healer bersama Park Min Young dan Yoo Ji Tae dalam drama Korea, Healer (2014-2015). Sejak saat itu, tawaran akting mulai mengalir deras kepadanya.
Bahkan, Ji Chang Wook pernah minder dengan kemampuan aktingnya pasca muncul di drama Smile Again (2010-2011). Dukungan dari orang-orang di sekitar yang membuat Ji Chang Wook kembali bangkit dan terus berjuang.
7. Sering merasa lelah dan khawatir tentang uang
Berhubungan dengan karakternya di The Sound of Magic, Ji Chang Wook merasa dapat memahami perasaan Lee Eul.
"Dalam hidup, selalu ada masa-masa sulit untuk dihadapi. Ada saat di mana saya merasa khawatir dan lelah tentang uang. Saya berpikir bahwa saya berada di bawah banyak tekanan tentang studi saya selama hari-hari sekolah saya. Ada banyak masa sulit yang datang karena tekanan psikologis."
Ji Chang Wook mengatakan bahwa kisah The Sound of Magic bisa berhubungan dengan siapa saja, termasuk dirinya. Ia menyadari bahwa menghadapi kehilangan dan tekanan psikologis dari sana-sini bukan hal yang mudah untuk dijalani, tetapi Ji Chang Wook dapat mengatasinya berkat cinta dari sang ibu.
8. Pernah malu dengan kondisi masa lalunya
Kepahitan hidup yang dilalui Ji Chang Wook sempat membuat aktor penikmat olahraga sepakbola ini malu.
"Setelah memikirkannya kembali, aku menjadi paham jika aku dulunya adalah seseorang yang sering bersembunyi ketika menghadapi situasi sulit. Aku tidak tahu alasan sebenarnya, karena aku merasa takut atau tidak mengerti cara menangani hal tersebut secara mental."
Namun, perasaan tersebut perlahan membaik. Ji Chang Wook jauh lebih bisa mengatur perasaan saat ini. Ia selalu merapalkan mantra positif ke diri sendiri dan pertemuannya dengan orang-orang baik di lingkungan Universitas membuat Ji Chang Wook merasa tidak sendirian.
Ia menyadari bahwa semua orang memiliki kesulitan masing-masing dalam hidup, bukan hanya dirinya hidup susah. Dari pemikiran tersebut, Ji Chang Wook mulai bisa menerima rasa sakitnya di masa lalu.
Penuh liku banget perjuangan Ji Chang Wook untuk bisa bangkit dari keterpurukan, ya.