Mendidik anak tentu bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kamu menikah di usia yang tergolong muda dan langsung memiliki anak. Duh.. clueless deh rasanya! Selain pendidikan di bangku sekolah, ada banyak topik yang harus diajarkan sejak anak masih kecil. Sayangnya, budaya timur yang masih kental cenderung membatasi isu-isu sensitif yang dianggap tabu untuk dibicarakan.
Sering kan merasa bahwa obrolan para ibu dan tante yang terdengar saat kita masih kecil terasa terdengar awkward? Kamu pun mungkin tampak malu-malu bila melihat adegan ciuman saat nonton bersama orang tua. It’s so last year, Bela! Meski dianggap nggak pantas, nyatanya kamu perlu berdiskusi dengan anakmu kelak sejak dini agar nggak berdampak buruk ketika ia dewasa!
Di negara Indonesia, topik seksualitas seakan hal yang tabu untuk diperbincangkan. Banyak orangtua yang cenderung mengalihkan apabila anak bertanya mengenai hal tersebut. Padahal, maraknya kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur bisa terjadi karena sang anak nggak paham mengenai apa yang sedang terjadi pada dirinya. Maka dari itu, topik ini penting untuk diajarkan sejak dini agar anak tahu mengenai hak apa saja yang ia miliki atas tubuhnya.
Mulailah menjelaskan dengan hal-hal yang sederhana dan mudah dipahami seperti perbedaan jenis kelamin. Sebisa mungkin, hindari penggantian kata untuk menjelaskan organ tubuh hanya untuk membuat terdengar lebih sopan. Dengan begitu anak, adik, saudaramu akan lebih bisa menjaga dirinya sendiri. Lagipula, mengajarkan seksualitas nggak sama dengan mengajarkan anak untuk melakukan seks bebas!
Banyak yang beranggapan bahwa topik mengenai uang lebih tabu dibandingkan seks. Atas nama kepercayaan dan harga diri, kamu dianggap nggak boleh membahas masalah finansial selain bekerja giat hingga mampu memenuhi kebutuhan. Nggak cukup hanya dengan konsep menabung, kamu sebaiknya mengajarkan anak untuk bersikap bijak dalam mengelola uang. Bagaimanapun juga, membelanjakan uang bukan hal yang buruk dan harus dihindari. Nggak mau kan, anak tumbuh menjadi pribadi yang boros atau bahkan pelit pada diri sendiri?
Untuk mengatasinya, ajarkan anakmu untuk memenuhi kebutuhan dulu sebelum memenuhi keinginan mereka. Nggak perlu susah-susah mengajari mereka dengan berbagai macam teori, kamu bisa memulai dengan cara yang menyenangkan. Ajarkan bagaimana untuk menabung di bank, menahan godaan untuk membeli mainan dan bagaimana cara merawat barang yang telah dibeli. Nggak ada salahnya lho mulai memberi jatah uang bulanan dengan tegas untuk membuatnya lebih bertanggung jawab.
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama. Anak yang sejak dini nggak diajarkan untuk mengenal keberagaman akan cenderung memiliki pemikiran sempit dan mudah terpancing emosi dan mengganggap budayanya yang paling baik. Padahal setiap adat tentu memiliki kelemahan dan kelebihan yang berbeda. Misalnya saja, berbicara lemah lembut seperti budaya Sunda bisa membuat seseorang terlihat lebih halus dan anggun namun dianggap lemah. Ada pula adat jawa yang sangat patuh pada orang yang dituarkan, namun menutup diskusi dua arah dan membuat jarak pada orangtua. Ada juga cara berbicara orang medan yang cenderung jujur namun dianggap keras dan nggak berperasaan.
Nyatanya, anak perlu memahami bahwa nggak ada kebiasaan yang salah bila dilakukan dengan tujuan yang baik sehingga perlu adanya pemahaman mengenai sikap toleransi dan saling menghargai. Anak pun harus diajak menerima pengalaman yang terpapar dengan perbedaan. Kenalkan ia dengan aneka rasa makanan, bahasa, perayaan agama, dan festival dari beragam budaya. Jika memungkinkan sekolahkan ia di lingkungan dengan teman-teman dan guru yang berasal dari beragam ras, agama, dan latar sosial ekonomi.
Mengajarkan sopan santun harus dimulai dari orang dewasa di sekitar anak. Hal ini disebabkan karena anak kecil cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Mulailah mengajarkan dari hal sederhana seperti mencium tangan orang yang lebih tua. Disisi lain kita pun harus menjelaskan alasan mengapa ia harus berlaku sopan dan menghargai orang lain. Ajarkan juga untuk selalu menerapkan kata tolong, maaf, dan terima kasih dalam kehidupan sehari harinya. Jika ia berlaku kurang sopan, ingatkan dengan lembut agar tidak mengulangi lagi perbuatannya.
Di era yang serba canggih sekarang, generasi millennial dianggap lebih cepat dalam memahami perubahan teknologi. Apalagi anak usia 4-5 tahun biasanya mengalami fase ‘serba ingin tahu’. Di fase ini kamu bisa mulai memperkenalkan tekonlogi internet. Nggak mau kan anak tertinggal informasi dan ilmu pengetahuan mengenai dunia sekitarnya. Sayangnya, internet bagi anak bisa menjadi pisau bermata dua. Sebagai orang tua yang baik kamu tetap perlu mengawasi penggunaanya sesuai umur dan dalam waktu yang terbatas. Tanamkan pula pemahaman bahwa teknologi harus membawa dampak yang positif pada dirinya, bukan justru sebaliknya dan merugikan diri sendiri.