Berawal dari arahan guru bimbingan dan penyuluhan (BP) yang menyatukan ketiganya dalam satu grup musik, Voice of Baceprot atau VoB baru saja menyelesaikan tur Eropa mereka pada 2021 lalu. Konser yang bertajuk Fight Dream Believe: European Tour 2021, VoB berhasil memeriahkan panggung di empat negara Eropa, yaitu Belgia, Belanda, Prancis serta Swiss.
VoB terdiri dari Firda Marsya Kurnia (Vokal dan gitar) yang berusia 21 tahun, Widi Rahmawati (Bass) yang masih 20 tahun, dan Euis Siti Aisyah (Drum), juga 21 tahun. Senang membaca karya Nawal El Saadawi, Marsya sering menuliskan lirik lagu untuk VoB mengenai pendapatnya akan isu sosial yang sedang terjadi.
Dikenal sebagai “The Cheerful One”, Siti mulai belajar bermain drum menggunakan set drum yang digunakan oleh anggota marching band. Di sisi lain, selain bertanggung jawab untuk memainkan bass, Widi juga senang memasak, tidak jarang dirinya menjual hasil masakan yang dibuatnya secara online.
VoB hadir dalam live Instagram bertajuk, “Voice of Baceprot Breaking the Bias Through Metal Music” bersama Popbela dan Google Indonesia. Selama live Instagram, VoB bersama Popbela dan Google Indonesia menyampaikan bagaimana mematahkan bias antara generalisasi perempuan hijab dan musik metal.
VoB baru saja meluncurkan secara resmi lagu “[NOT] PUBLIC PROPERTY”
Dirilis bertepatan dengan perayaan Hari Perempuan Sedunia, lagu “[NOT] PUBLIC PROPERTY” kini dapat dinikmati di berbagai platform streaming musik. Sebagai sosok perempuan hijab yang bergelut di industri musik genre metal, VoB sering mendapat kritik terkait kegiatan bermusik mereka dengan hijab yang mereka kenakan.
Merasa senasib dengan banyak perempuan di luar sana, “[NOT] PUBLIC PROPERTY” hadir sebagai bentuk support kepada perempuan lain agar menyadari akan kuasa tubuhnya yang bukan menjadi urusan orang lain.
Sebelum merilis “[NOT] PUBLIC PROPERTY”, lagu-lagu VoB lainnya sudah terlebih dahulu membahas mengenai kritik sosial. Terinspirasi dari kejadian di sekitar, salah satu harapan VoB yaitu, sekolah dapat menjadi wadah bagi setiap bakat dan potensi siswa. Bukan hanya tempat untuk menghafal, menulis, kemudian melaksanakan ujian, serta tidak lagi siswa dipaksa untuk unggul di seluruh bidang.
Google Indonesia mengajak VoB dalam kampanye #YukBukaSuara
#YukBukaSuara hadir untuk mengajak perempuan Indonesia agar mau membuka suaranya. Mulai dari mempertanyakan hal-hal kecil lewat fitur search Google, yang mana bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Selain itu, ada banyak support grup yang bisa diikuti, seperti Women Developer Academy dan WomenWill.
Di sisi lain, dalam perekrutan karyawannya, Google sendiri memiliki langkah untuk menghilangkan bias antara pekerja laki-laki dan perempuan. Mulai dari tahap interview, sistem di Google tidak mencantumkan jenis kelamin. Hal ini dilakukan agar tim penyeleksi tidak membedakan antara pelamar perempuan dan laki-laki.
Mudahnya mengakses internet membuka peluang kita untuk memperkaya diri dengan ilmu dan wawasan. Hal ini dimanfaatkan VoB salah satunya untuk belajar teknik ngegrowl. Wah, keren, kan? Yuk, manfaatkan internet dan teknologi untuk memperluas wawasan dan belajar, agar semakin berkembang!