Sejarah Kelam Museum Lubang Buaya, Saksi Bisu Peristiwa G30S

Tempat mengenang peristiwa kelam dalam sejarah bangsa

Sejarah Kelam Museum Lubang Buaya, Saksi Bisu Peristiwa G30S

Museum Lubang Buaya merupakan tempat wisata edukasi yang menjadi saksi bisu salah satu peristiwa bersejarah di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Nilai sejarah yang kental membuat Museum Lubang Buaya kerap menjadi tempat yang dikunjungi oleh rombongan siswa yang sedang menjalani karya wisata.

Sebelum menjadi tempat bersejarah hingga didirikan museum, lokasi ini awalnya hanyalah sebuah kebun kosong. Kemudian, lahan yang luas tanpa bangunan tersebut dijadikan pusat pelatihan Partai Komunis Indonesia yang juga menjadi tempat pembuangan terakhir korban dari peristiwa Gerakan 30 September (G30S).

Awal penamaan 'Lubang Buaya'

Sejarah Kelam Museum Lubang Buaya, Saksi Bisu Peristiwa G30S

Dikisahkan dalam sebuah legenda ada seseorang yang sakti bernama Mbah Datuk Banjir Pangeran Syarif Hidayatullah. Pada abad ke-7, Mbah Datuk melakukan perjalanan ke Jakarta melewati Kali Sunter dengan menaiki getek. 

Sial nasibnya, getek milik Mbah Datuk terbawa arus hingga masuk ke dalam lubang hingga menyentuh bagian dasar Kali Sunter. Namun, secara ajaib Mbah Datuk tidak ikut tenggelam.

Mbah Datuk kemudian bertemu dengan siluman buaya putih bernama Pangeran Gagak Jakalumayung dan anaknya, Mpok Nok, yang berwujud buaya buntung. Dalam upaya menyelamatkan diri, Mbah Datuk pun harus berhadapan dengan kedua siluman tersebut.

Setelah berhasil lolos, Mbah Datuk kemudian sampai di kampung yang kini dikenal dengan nama Lubang Buaya. Konon, nama ini diberikan oleh Mbah Datuk setelah ia selamat dari pertarungannya dengan dua siluman buaya.

Tragedi kelam di Lubang Buaya

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved