Sering kali, jumlah halaman yang tebal membuat pembaca pemula merasa terintimidasi dan berakhir tidak membaca sama sekali. Adapun kondisi saat pembaca mengalami kemerosotan dalam membaca, akibat kehilangan kesenangan dari membaca.
Untuk kamu yang sedang berada dalam kondisi malas untuk membaca, cobalah mengganti genre dari yang biasa kamu baca, atau mencoba beralih dengan membaca novela.
Novela atau novel pendek memiliki cerita yang lebih panjang dari cerita pendek, namun tidak lebih panjang dari novel. Jumlah kata dalam novela biasanya hanya sekitar 20 ribu hingga 50 ribu saja, atau jika dikonversikan dalam halaman, hanya sekitar 180-250 halaman. Tidak jarang ada yang bisa menyelesaikannya dalam sekali duduk.
Biar kamu makin rajin membaca, inilah rekomendasi novel pendek terbaik untuk pemula yang pastinya nggak kalah seru!
1. Of Mice and Men
Ditulis oleh John Steinbeck, Of Mice and Men terbit pertama kali pada tahun 1937. John Steinback telah menulis banyak cerita pendek, dan salah satu yang paling terkenal adalah Of Mice and Men yang dituliskan sebanyak 107 halaman.
Novela ini berkisah mengenai persahabatan antara George dan Lennie di tengah krisis ekonomi tahun 1930-an. George yang tidak pernah menempuh pendidikan dan Lennie yang memiliki keterbelakangan mental, memiliki mimpi untuk hidup tentram dengan cara mereka sendiri. Namun, suatu insiden telah mengubah seluruh rencana yang mereka buat.
2. The Girl Who Reads on the Métro
Di tahun 2017, Christine Féret-Fleury meluncurkan novela berjudul The Girl Who Reads on the Métro. Berlatar di Prancis, novela ini bercerita mengenai Juliette yang sedang membaca saat perjalanan menuju kantornya dengan transportasi umum.
Namun, bukannya turun ke tujuannya, Juliette memilih untuk mengikuti salah satu penumpang yang tidak dikenalnya. Si penumpang membawanya ke toko buku miliknya, dan menawarkan sebuah pekerjaan langka yang membuatnya mempertanyakan keadaannya sekarang.
3. Sula
Sula adalah sebuah novela karya Toni Morrison yang terbit pada November 1973 di Amerika Serikat. Memiliki 162 halaman, Sula bercerita mengenai Nel dan Sula, dua perempuan yang memilih cara hidup berseberangan.
Nel adalah perempuan biasa yang puas dengan hidupnya sekarang, menetap di kota tempatnya lahir dan memiliki posisi penting di masyarakat. Sedangkan Sula memilih untuk pergi ke kota besar untuk berkuliah.
Saat keduanya bertemu, cerita mereka saling bertumbukan. Setiap pilihan yang mereka ambil memiliki konsekuensinya masing-masing. Buku ini cocok dibaca untuk kamu yang ingin mendalami isu feminisme.
4. A Whole Life
Ditulis dengan bahasa Jerman, kini karya Robert Seethaler dengan judul A Whole Life sudah dapat dinikmati dengan terjemahan bahasa Inggris. Termasuk ke dalam jajaran buku best seller, A Whole Life bercerita mengenai Andreas yang hidup sendiri di sebuah pegunungan di Austria.
Hanya terdiri dari 150 halaman, pembaca akan diajak memaknai kehidupan dari sudut pandang Andreas, yang hidup di tengah alam pedesaan berselimutkan padang rumput yang luas.
5. Speak
Terbit di tahun 1999, Laurie Halse Anderson menuliskan kisah yang topiknya masih relevan hingga saat ini. Di dalam buku sebanyak 224 halaman ini berkisah mengenai Melinda, seorang korban pelecehan seksual yang dikucilkan karena keberaniannya melapor.
Di sekolah, Melinda harus bertemu dengan orang yang menyakitinya, serta pihak sekolah pun tidak dapat berbuat banyak selain mengatakan hal-hal normatif yang tidak berdampak. Untuk itu, Melinda mencoba untuk mencari suaranya sendiri, agar tidak ada korban lainnya.
6. The Bridge of San Luis Rey
Dalam buku setebal 235 halaman, Thornton Wilder menghadirkan cerita fiktif investigasi yang mengangkat tragedi di sebuah jembatan baru di Peru.
Kecelakaan di jembatan telah menewaskan lima pelintas, dengan cepat pihak berwenang dan orang-orang menganggapnya sebuah kecelakaan biasa. Namun, hanya Juniper yang bertekad mengungkapkan kejadian sebenarnya.
Terbit di tahun 1927, novela ini berhasil mendapatkan hadiah Pulitzer 1927 untuk kategori buku fiksi.
7. We Have Always Lived in the Castle
Shirley Jackson menghadirkan kisah horor bercampur thriller dalam buku We Have Always Lived in the Castle. Katherine Blackwood merupakan salah satu anggota keluarga Blackwood yang berhasil selamat dari tragedi mengerikan yang dialami keluarganya.
Pasca kejadian tersebut, Katherina hanya tinggal bersama kakak dan pamannya yang menderita disabilitas. Di novela ini, pembaca tidak akan diajak menebak siapa pelaku pembunuhan layaknya novel thriller biasa, justru letak kengeriannya terletak pada dampak yang disebabkan tragedi tersebut.
8. The Yellow Wallpaper
The Yellow Wallpaper merupakan karya Charlotte Perkins Gilman yang disebut-sebut sebagai salah satu literatur feminis paling berpengaruh di dunia. Terbit pertama kali pada tahun 1892, The Yellow Wallpaper berkisah mengenai seorang perempuan yang sedang beristirahat pasca melahirkan.
Perempuan ini tidak pernah menduga bahwa dirinya harus terisolasi di dalam kamar dengan wallpaper kuning dan satu buah jendela. Terinspirasi dari pengalaman personal sang penulis, novela ini mengangkat isu kesehatan mental dan feminisme di abad ke-19.
9. The Story of a Seagull and the Cat Who Taught Her to Fly
Luis Sepulveda merupakan salah satu penulis yang karyanya banyak mendunia, salah satunya adalah The Story of a Seagull and the Cat Who Taught Her to Fly.
Ditulis sebanyak 128 halaman, The Story of a Seagull and the Cat Who Taught Her to Fly, mengisahkan tentang burung camar yang ingin bertelur namun harus terdampar di sebuah balkon rumah karena sayapnya terkena tumpahan minyak.
Di sanalah burung camar bertemu kucing yang memberinya tiga janji. Pertama, ia akan menjaga telur si camar, tidak akan memakannya, dan suatu hari akan mengajarkan si anak burung terbang.
10. The Little Prince
Terbit sejak tahun 1943, novela karya Antoine de Saint Exupéry masih memiliki banyak penggemar hingga saat ini. Dengan judul asli Le Petit Prince, buku ini terpilih menjadi Buku Terbaik Abad ke-20 di Prancis, kemudian diterbitkan pertama kali dengan bahasa Indonesia di tahun 1950.
Novela ini bercerita mengenai pertemuan tokoh utamanya yaitu seorang pilot dan pangeran kecil dari luar angkasa di tengah Gurun Sahara. Dalam percakapan, keduanya mengemukakan pandangan tentang kesalahpahaman yang sering dilakukan umat manusia, dan kebenaran sederhana yang sering dilupakan seiring mereka beranjak dewasa.
11. The Old Man Who Read Love Stories
Luis Sepúlveda mengambil latar di pedalaman Ekuador, mengisahkan mengenai seorang laki-laki bernama Antonio yang disebut sebagai Pak Tua.
Kehidupannya yang damai, harus terusik saat Suku Shuar menemukan mayat dengan luka cakaran hewan buas. Bersama sahabatnya, Pak Tua harus menembus belantara hutan Amazon mencari kebenaran tentang apa yang sedang terjadi di hutan.
Kental dengan isu penebangan hutan, politik dan korupsi, narasi yang disampaikan oleh buku setebal 116 ini memuat pesan yang begitu mendalam.
Itulah 11 rekomendasi novel pendek terbaik untuk pembaca pemula yang bisa kamu baca di akhir pekan. Dengan banyak membaca tentunya akan mendatangkan banyak manfaat, di antaranya akan menambah wawasan dan pengetahuan, meningkatkan kualitas memori, hingga dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi.
Disclaimer: Artikel ini sudah pernah tayang di IDN Times dengan judul "9 Novel Pendek Terbaik yang Bikin Pemula Makin Rajin Baca" ditulis oleh Dwi Ayu Silawati.