Membangun rumah adalah impian sebagian besar orang. Setiap orang memiliki impian yang berbeda tentang rumah yang ingin mereka bangun. Saat ini, ada berbagai konsep dan desain yang bisa dipilih, mulai dari desain minimalis, modern, industrial, tradisional, oriental, hingga Eropa klasik.
Dari sekian banyak desain yang menarik, hingga kini desain rumah bergaya Eropa klasik masih banyak diminati. Pada awal abad ke-20, arsitektur Eropa didorong oleh perpaduan gaya art deco, art nouveau, de stijl, modernisme, futurisme, brutalisme, dekonstruktivisme, dan postmodernisme.
Biasanya, desain rumah Eropa klasik identik dengan penggunaan batu bata hingga granit untuk dinding luar serta memiliki jendela yang tinggi. Di sisi lain, kebanyakan rumah bergaya Eropa klasik memiliki dinding putih, krem, atau warna-warna pastel.
Buat kamu yang ingin atau sedang membangun rumah, simak inspirasi desain rumah Eropa klasik yang bisa kamu tiru pada artikel ini, yuk!
1. Pintu yang lebar
Pintu utama desain rumah Eropa klasik memiliki bentuk yang paling besar dan lebih tinggi dari pintu-pintu lainnya. Ada dua jenis bentuk yang paling umum digunakan, pertama pintu lengkung. Dahulu desain ini lebih disukai oleh tukang batu, bentuknya menyatu karena berat balok yang menopang satu sama lain.
Karena bahan dan teknik bangunan berubah seiring berjalannya waktu, pintu bentuk persegi panjang kini menjadi favorit. Sebab, bentuknya lebih mudah dipotong dan menghasilkan lebih sedikit limbah. Bahkan, desain era Victoria menggunakan pintu berbentuk persegi panjang yang dihiasi dengan kaca dan pahatan.
2. Plafon tinggi
Bangunan bergaya Eropa klasik biasanya memiliki langit yang tinggi dengan dekorasi yang mendetail. Keuntungan dengan adanya langit-langit tinggi akan membuat ruangan terasa lebih luas. Biasanya, rumah bergaya Eropa klasik lebih disukai karena bangunannya yang cenderung lebih luas dan memiliki lebih banyak ruang sehingga anak-anak tidak harus berbagi kamar tidur.
3. Memiliki pilar
Salah satu ciri paling menonjol dari desain rumah Eropa klasik adalah memiliki pilar. Keberadaan pilar memberikan kesan megah dan mewah kepada rumah yang dihuni. Di sisi lain, pilar dirancang sebagai elemen struktur pendukung untuk menahan beban seperti atap atau lantai atas sebuah bangunan.
4. Terdapat balkon
Ciri khas lain yang menonjol dari desain rumah Eropa klasik yakni keberadaan balkon di setiap kamar atau di ruang di lantai atas. Awalnya, keberadaan balkon bertujuan agar rumah tampak lebih megah. Kini, adanya balkon dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk bersantai—jika cukup luas—atau menjadi ruang untuk meletakkan tanaman agar rumah tampak asri.
5. Lantai papan catur
Inspirasi desain rumah Eropa klasik selanjutnya yakni melapisi lantai dengan ubin putih dan hitam seperti papan catur. Desain ini berasal dari akhir tahun 1680-an yang dulu digunakan di lantai dasar tangga Ratu di Versailles. Kemudian, desain ini menjadi populer sehingga diaplikasikan di gedung publik di seluruh Eropa serta merupakan simbol pesona klasik dalam desain interior.
6. Tekstur dari marmer dan batu
Di bagian luar rumah bergaya Eropa klasik biasanya dihiasi dengan bahan plesteran, batu bata, atau batu. Sedangkan marmer sering kali digunakan untuk permukaan dapur dan kamar mandi.
Penggunaan marmer mungkin akan menguras biaya produksi, meski begitu harga material ini akan bergantung pada jenis, desain, dan ketebalan. Selain itu, dari semua jenis batu alam, marmer adalah salah satu batu yang paling tahan lama dan mampu bertahan di tengah perubahan iklim, cuaca, dan erosi.
7. Penambahan aksen kayu
Inspirasi desain rumah Eropa klasik selanjutnya adalah memasukan aksen kayu ke dalam desain interior. Penggunaan kayu akan selalu menjadi elemen desain yang khas dalam gaya Eropa terutama di pedesaan. Selain itu, kayu banyak digunakan sebab meterial ini merupakan bahan alami yang mudah didapat.
Jika kamu tidak menggunakan desain papan catur untuk lantai, maka penggunaan lantai kayu dapat menjadi alternatif. Sedikit tips, jika furnitur dan lantai kayu di rumah memiliki warna yang sangat berbeda, kamu dapat menambahkan permadani bermotif untuk meminimalkan kontras di antara keduanya.
8. Perhatikan bentuk atap
Selama berabad-abad, atap bergaya mansard sangat populer di Eropa. Jenis atap ini memiliki empat sisi miring ganda yang bertemu untuk membentuk area datar atau bubungan bernada rendah di bagian tengah.
Bahan untuk atap yang paling sering digunakan adalah genteng tanah liat atau batu tulis. Genteng tanah liat banyak digunakan karena dapat membelokkan sinar matahari yang panas.
Selain atap bergaya mansard, saat era Victoria rumah dibangun dengan atap curam dan memiliki cupola. Cupola merupakan bagian rumah yang menyembul di antara atap bangunan dengan bentuk yang mirip seperti menara.
9. Usahakan memiliki ruang terbuka
Budaya Eropa berpusat di sekitar komunitas dan keluarga sebagai pilar utama kehidupan. Oleh karena itu, salah satu hal yang utama dari desain rumah Eropa klasik adalah denah lantai terbuka yang artinya menyediakan ruang besar seperti ruang tamu atau dapur yang terhubung langsung dengan ruang makan.
Di sisi lain, khususnya dalam budaya Eropa Selatan, halaman adalah tempat yang penting di rumah. Adanya halaman dapat dimanfaatkan untuk barbekyu, reuni, atau hanya untuk bersantai di hari libur dan menikmati waktu bersama keluarga saat cuaca sedang bagus.
10. Penggunaan warna
Sejak dulu hingga kini, desain rumah Eropa klasik dikenal menggunakan palet putih yang menonjolkan kesan elegan dan mewah. Agar tidak terlalu polos, permainan warna pada pintu, jendela, serta aksen dekoratif lainnya sangat diperlukan.
Semoga inspirasi desain rumah Eropa klasik di atas bermanfaat untuk kamu, ya!