Telah tayang sejak Sabtu (13/05/2022) lalu di bioskop Tanah Air, Firestarter merupakan film fiksi ilmiah bercampur horor dan thriller yang diangkat dari novel karya Stephen King dengan judul yang sama. Dipenuhi aktor dan aktris berbakat, Firestarter diperankan oleh Zac Efron, Ryan Kiera Armstrong, Sydney Lemmon, hingga Gloria Reuben.
Firestarter diproduseri oleh Jason Blum yang sebelumnya sukses dengan banyak film, seperti Insidious (2007-2015), Ouija: Origin of Evil (2016), hingga The Invisibles Man (2020) dan Akiva Goldsman, seorang produser dan penulis skenario. Karya milik Akiva Goldsman juga banyak dikenal luas, seperti A Beautiful Mind (2001), Batman & Robin (1997) dan Cinderella Man (2005).
Firestarter mengisahkan seorang gadis dengan kekuatan pyrokinetic—dirinya dapat menyalakan api dengan pikirannya—yang berjuang untuk melindungi diri dan keluarganya dari kekuatan jahat.
Charlie (Ryan Kiera Armstrong) merupakan putri dari Andy (Zac Efron) dan Vicky (Sydney Lemmon), yang lebih dari satu dekade berusaha disembunyikan orang tuanya. Charlie diburu oleh agen federal bayangan yang ingin memanfaatkan gadis kecil itu untuk menciptakan api menjadi senjata pemusnah massal.
Menyuguhkan film penuh ketegangan selama lebih dari 90 menit, simak fakta menarik film Firestarter yang bakal bikin kamu makin penasaran! Yuk, langsung aja scroll ke bawah!
1. Sebelumnya telah ada film yang diadaptasi dari novel yang sama
Firestarter merupakan salah satu novel klasik Stephen King yang paling laris. Novel yang terbit di tahun 1980 ini berhasil masuk nominasi sebagai Novel Terbaik dalam ajang British Fantasy Award, Locus Poll Award dan Balrog Award. Berkat kepopulerannya, Firestarter diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama di tahun 1984. Film ini kemudian dibintangi oleh Drew Barrymore.
“Ada generasi baru penggemar film horor yang mungkin pernah mendengar film pertama, tapi belum pernah menontonnya,” ungkap Jason Blum sebagai produser. "Kami pikir ini adalah kesempatan bagus untuk membuat cerita sedikit lebih kontemporer dan menemukan wajah baru.”
2. Hubungan unik sang sutradara dengan kisah dalam film
Mempercayakan Scott Teems untuk menyusun naskah cerita, tim produksi mulai mencari sutradara yang mampu menangkap misteri dan teror dalam cerita untuk divisualisasikan. Lewat pencarian dan pertimbangan yang matang, pada akhirnya Keith Thomas lah yang terpilih.
Sang produser, Akiva Goldsman yakin bahwa Keith cocok untuk duduk sebagai sutradara untuk film ini, “Keith memiliki kombinasi naturalisme dan selera genre yang luar biasa, dan sulit untuk menyatukan kedua hal itu."
Di sisi lain, rupanya Keith memiliki hubungan unik dan tidak terduga dengan kisah Firestarter. Diceritakan jika Charlie memiliki kekuatan luar biasa yang diwarisi dari orang tuanya. Andy dan Vicky sendiri mendapat kekuatan super melalui eksperimen narkoba di perguruan tinggi.
“Saya memiliki karir dalam penelitian obat sebelum saya mulai membuat film, dan saya melakukan program penelitian klinis seperti yang ada di cerita,” kata Keith.“Jadi, saya tahu dunia itu, dan menyenangkan untuk membawa pengetahuan yang saya dapatkan darinya ke dalam film,” ujarnya sambil tertawa.“Namun, tidak ada pasien dalam penelitian saya yang mengembangkan kekuatan telekinetik,” tutupnya.
3. Film horor pertama untuk Zac Efron
Bukan hanya film fiksi ilmiah, Firestarter juga masuk ke dalam genre horor, sehingga tidak perlu heran saat melihat ada bola mata yang menggelinding dalam film.
Diketahui, Firestarter juga merupakan film bergenre horor pertama yang dibintangi oleh Zac Efron, "Sebagai penggemar berat genre horor, saya sangat senang dengan kesempatan ini,” ujarnya.
“Saya ingat melihat Firestarter sebagai seorang anak dan sangat menyukainya! Sangat menyenangkan bekerja dengan para pemain dan kru untuk membawa karya klasik Stephen King ini ke generasi yang lebih muda.”
4. Permainan cahaya untuk menghasilkan kesan dramatis
Direktur fotografi Karim Hussain dan sutradara Keith Thomas menginginkan suasana gelap dan berasap untuk mencerminkan kegelapan batin yang tumbuh dalam diri karakter protagonis dalam film.
Untuk itu, pencahayaan chiaroscuro gaya Rembrandt—kontras antara cahaya dan bayangan—digunakan untuk menunjukkan dualitas bagaimana semua karakter menyimpan bakat atau rahasia gelap di dalamnya.
5. Jarang menggunakan CGI
Untuk adegan berapi-api yang ditampilkan, produksi dilakukan secara praktis dan hanya sesekali menambahkan efek CGI. Bahkan, scene untuk kaca pecah, tim produksi menggunakan meriam udara alih-alih mengeditnya. Hal ini sengaja dilakukan untuk mendapatkan reaksi nyata di dalam kamera.
Dalam suatu adegan paling penting dalam film, tim efek khusus membawa penyembur api yang digunakan untuk menembakkan api kepada orang-orang akrobat. Untungnya, tidak ada pemain atau kru yang terluka selama produksi film ini.
6. Totalitas dan berbakat
Mengambil peran sebagai Charlie sang tokoh utama, Ryan Kiera Armstrong berhasil mendapat pujian dari sang sutradara. “Dia adalah aktor muda yang sangat berbakat yang mampu menyalurkan beberapa emosi yang mendalam hanya dengan wajahnya,” ungkap Keith Thomas.
Komentar positif juga diberikan Zac untuk Ryan, “Kami bersenang-senang. Ryan melakukannya dengan sangat baik, dan dia adalah aktor yang brilian.”
Di sisi lain, Zac Efron yang mendapat peran menjadi sosok ayah mengaku banyak berbincang bersama Keith. Berkat pembicaraannya bersama sang sutradara, Zac mengaku dapat terhubung secara emosional tentang ‘menjadi’ seorang ayah.
7. Harapan untuk para penonton Firestarter
Penuh adegan yang memacu adrenalin, Keith Thomas berharap para penonton turut merasakan tiap emosi yang dirasakan oleh Charlie dan keluarganya. Lewat kisah penuh makna yang dibalut unsur fiksi ilmiah dari Stephen King, karakter Charlie adalah metafora dari kesedihan, kecemasan, dan banyak hal yang kita perjuangkan saat tumbuh dewasa.
Itulah tujuh fakta menarik film Firestarter yang siap membawa kamu tenggelam dalam keseruan ceritanya. Di tambah dengan soundtrack hasil kolaborasi antara John Carpenter, Daniel Davies dan Cody Carpenter, pastinya siap membuat adrenalin kamu makin meningkat. Tertarik menontonnya, Bela?