Tayang pada 22 Februari mendatang, Pemandi Jenazah akan menjadi film horor Aghniny Haque pertama yang akan tayang di tahun 2024. Film yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu serta naskah yang ditulis oleh Lele Laila ini menceritakan kisah seorang pemandi jenazah perempuan bernama Lela.
“Film 'Pemandi Jenazah' menceritakan tentang pemandi jenazah itu sendiri. Di sini juga menceritakan tentang dosa masa lalu, juga kita diingetin lagi bahwa fitnah itu nggak baik karena akan menimbulkan bencana, lalu diingatkan lagi bahwa sebaik-baiknya pengingat adalah kematian,” jelas Aghniny Haque saat berkunjung ke kantor POPBELA di kawasan Jakarta Selatan.
1. Mengenal lebih dekat karakter dalam film Pemandi Jenazah
Untuk mempersiapkan karakter Lela, Aghniny Haque harus mengikuti workshop selama dua minggu bersama seorang pemandi jenazah yang telah bekerja di bidang ini selama 40 tahun. Dirinya pun mengakui bahwa tak mudah untuk memerankan tokoh Lela.
Sosok Lela sendiri awalnya diceritakan jika tak memiliki minat menjadi pemandi jenazah. Namun, karena permintaan ibunya serta alasan lain yang masih belum dapat dibocorkan—untuk menghindari spoiler—pada akhirnya Lela menuruti pesan sang ibu.
Lela yang sedang beradaptasi dengan pekerjaan barunya lagi-lagi harus bersabar karena memiliki tetangga seperti Bu Terry yang gemar bergosip. “Ibu Terry ini sebenarnya mengetahui rahasia masa lalunya (dari keluarga Lela) tapi dia kecenderungannya bergosip, suka kepo,” jelas pemeran Bu Terry yakni Ruth Marini.
2. Aghniny Haque terima tawaran jadi Lela karena Bu Hadrah?
Film Pemandi Jenazah sama-sama menjadi kali pertama Aghniny Haque dan Ruth Marini bekerja sama dengan Hadrah Daeng Ratu. Untuk Aghniny Haque sendiri ini adalah kali kedua dirinya bertemu dengan sang penulis skenario, Lele Laila.
Telah lama ingin bekerja dengan sutradara perempuan penyuka gore tersebut, Aghniny Haque juga merasa jika naskah yang ditulis oleh Lele Laila benar-benar matang. Untuk itu, dirinya pun tak ragu untuk mengambil peran sebagai Lela dalam film Pemandi Jenazah.
“Pertama dari scriptnya. Di sini scriptnya sudah ready sebelum reading. Jadi emang udah mateng banget draftnya. Kedua sutradaranya. Dari dulu aku pengen banget kerja sama sama mba Hadrah, dari dulu aku sering denger kalau mba Hadrah itu di lokasi sangat profesional, syutingnya sehat.”
Lanjutnya, “Dan karena sutradaranya perempuan juga, di sini produsernya perempuan juga. Mungkin karena itu, sih. Jadi bisa sama-sama relate ketika perempuan sama-sama memperjuangkan haknya dan bagaimana rasanya seorang perempuan yang ditinggal oleh ibunya,” ungkap Aghniny Haque.
3. Aghniny Haque mendalami karakter Lela lewat lagu
Mendapat colongan script sebelum mulai proses produksi Pemandi Jenazah, Aghniny Haque mempersiapkan diri selama dua bulan. Untuk masuk ke dalam karakter Lela dirinya pun membuat playlist khusus untuk semakin dekat dengan karakternya tersebut.
“Yang terakhir itu ada beberapa yang aku dengerin di soundtrack-nya playlist (film) Joker itu ada beberapa yang aku dengerin. Sama playlist-nya Kings Arthur the Legend of Sword itu film tahun 2017,” jelas Aghniny Haque.
4. Syuting horor yang diwarnai kejadian mistis
Proses syuting yang memakan waktu selama sembilan belas hari pun diwarnai oleh kejadian mistis. Beberapa kali kru produksi, termasuk Aghniny Haque, sempat merasakan panas di beberapa bagian tubuh.
“Ini syuting terhoror yang pernah gue alamin. Gue kena, bu Hadrah kena, produsernya kena,” tutur Aghniny Haque. Tak tanggung-tanggung, di hari terakhir syuting, scene yang diambil mengharuskannya untuk shoot di kuburan.
Tak berhenti sampai di situ, setelah rampung syuting Aghniny Haque baru mengetahui jika kamar yang mereka gunakan untuk syuting adalah tempat peristirahatan terakhir seseorang sebelum meninggal.
“Jadi setelah selesai syuting, gue tahu itu rumah kosong, tapi ada kejadian di mana tempat tidur kami itu ada orang yang pernah meninggal di situ, di kasur yang sama yang digunakan buat syuting. Itu gue baru tahu pas kita beres syuting. Dan ternyata di rumah ini sampingnya adalah tanah wakaf yang ada kuburannya juga.”
5. Pemandi jenazah sebagai profesi yang sakral
Menurut penuturan Aghniny Haque dan Ruth Marini sebagai pemain dalam Pemandi Jenazah, bagi keduanya pemandi jenazah adalah profesi yang sakral. Bagaimana tidak? Seorang pemandi jenazah tak pernah memilih seperti apa rupa jenzah yang dimandikannya.
Entah itu mayat yang hancur, korban kecelakaan, ataupun orang-orang yang meninggal di jalanan. Semua yang datang akan dimandikan dengan niat menolong ingin mensucikan mayat sebelum dikebumikan.
“Kalau kita kan mungkin berpikir ‘itu jenazah, ah, takut’ tapi kalau dia (pemandi jenazah) nggak pernah berpikir seperti itu, kan sudah meninggal. Karena, ya, ada niat baik itu untuk mensucikan dia, saya ingin memandikan dia (jenazah). Jadi nggak berpikir ‘ih, jijik’ itu nggak ada karena ketulusan hati itu dan niatnya baik. Dan dilalahnya (trans: kebetulan) dia dijaga sama yang maha kuasa. Dia meniatkan itu untuk kebaikan dan yang menjaga itu Gusti Allah. Jadi, kalau kita ‘eh, emang nggak bahaya?’ tapi, ya, nyatanya enggak,” ungkap Ruth Marini pemeran Ibu Terry.
6. Film Pemandi Jenazah siap memberi kengerian
Kira-kira horor seperti apa yang akan di tampilkan film Pemandi Jenazah? Baik Aghniny Haque dan Ruth Marini sepakat bahwa film ini benar-benar sehoror poster dan trailer yang ditampilkannya.
“Bukan semata-mata jumpscare tapi dari godokan script-nya tuh ngeri. Dan buat temen-temen pecinta horor untuk dapetin hiburan di horornya dapet tapi selain itu kalian bisa dapet cerita yang bagus. Mungkin ini akan jadi benchmark horor yang baru,” ungkap Aghniny Haque.
Sudah penasaran dengan film terbaru hasil kolaborasi antara Hadrah Daeng Ratu dan Lele Laila ini? Sayangnya kamu masih harus bersabar karena film Pemandi Jenazah baru akan tayang pada 22 Februari mendatang. Untuk mengobati rasa penasaran kamu, tonton trailer-nya dulu, yuk!