Bulan suci Ramadan sejatinya adalah momen beribadah untuk mengumpulkan pahala dan berkah dari Allah SWT. Di sisi lain, Ramadan merupakan perpaduan yang menguatkan antara keyakinan, budaya dan sejarah, yang dapat dilihat dari perbedaan tradisi perayaan Ramadan di setiap daerah.
Sebagai aplikasi yang dapat mengunggah video pendek, SnackVideo melalui #LiputanRamadan membagikan informasi unik seputar Ramadan dari berbagai kota di Indonesia. Mulai dari tradisi makan bersama hingga pelaksanaan salat tarawih selama 8 jam, masyarakat Indonesia selalu punya keunikannya sendiri. Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
1. Tradisi Papajar - Cianjur, Jawa Barat
Masyarakat Cianjur, Jawa Barat memiliki budaya turun temurun sejak abad ke-16 yang sampai kini masih terjaga dan dilestarikan, tradisi Papajar. Tradisi ini merupakan sambutan akan datangnya bulan suci Ramadan.
Awalnya, Papajar merupakan tradisi menunggu bulan puasa di masjid pada masa kepemimpinan Wiratanudatar II (Dalem Tarikolot) sekitar tahun 1691-1707.
Saat itu, masyarakat bersama-sama berkumpul di Masjid Agung Cianjur sembari membawa makanan untuk dimakan bersama saat menunggu pengumuman dimulainya bulan puasa.
Kini, pada umumnya, tradisi papajar diisi dengan makan bersama sebelum puasa yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
2. Kue popaco sebagai takjil - Manado, Sulawesi Selatan
Selain menyimpan kekayaan budaya yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, Indonesia juga memiliki keberagaman kuliner di setiap daerahnya. Selain itu, keberagaman kuliner ini akan menjadi lebih bermakna jika bisa ditemukan di beberapa waktu tertentu. Salah satunya kue papaco.
Kue papaco merupakan sajian takjil untuk berbuka khas masyarakat Kampung Arab, Manado, Sulawesi Selatan. Kue ini dibuat dengan campuran santan, kelapa, gula merah dan tepung beras yang dikukus dengan wadah unik berbentuk kerucut yang terbuat dari daun pisang.
3. Meriam dari kaleng - Lampung Selatan
Sembari menunggu waktu berbuka, beberapa remaja di Desa Pematang, Lampung Selatan bermain dan berkreasi dengan membuat meriam dari kaleng. Berkat suaranya yang nyaring, meriam kaleng mampu meramaikan keseruan di bulan Ramadan.
Dahulu, meriam ini disebut sebagai meriam bambu karena terbuat dari bambu dengan bahan bakar minyak tanah. Kini, meriam terbuat dari tumpukan kaleng bekas yang telah dilubungi dengan paku, kemudian ditutup dengan pipa atau botol bekas.
4. Tradisi mematikan lampu - Masjid Saka Tunggal, Banyumas
Masih terjaga kekokohannya, Masjid Saka Tunggal yang telah berdiri sejak tahun 1288 silam ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Sama seperti masjid pada umumnya, setiap tahun selama bulan Ramadan, masjid ini selalu melaksanakan salat tarawih. Perbedaannya, selepas salat tarawih, lampu-lampu akan dimatikan selama lima menit saat berzikir. Tujuannya agar para jamaah dapat berdoa lebih khusyuk.
5. Salat tarawih selama 8 jam - Masjid Agung Al-Fatah
Keunikan perayaan Ramadan juga ditemui pada masyarakat sekitar Pondok Pesantren Masjid Agung Al-Fatah, Desa Temboro, Magetan, Jawa Tengah. Sebab, hampir setiap masjid di sekitar wilayah ini menggelar salat tarawih selama 8 jam.
Sebenarnya, salat tarawih dilaksanakan dengan jumlah rakaat yang sama—20 rakaat tarawih, 3 rakaat witir. Perbedaanya, bacaan yang dilafalkan selama salat adalah bacaan 30 juz Alquran, sehingga salat yang dimulai sekitar pukul 19.00 WIB berakhir pada pukul 03.00 WIB.
Itulah beberapa tradisi unik masyarakat Indonesia selama bulan Ramadan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Kalau daerah kamu ada keunikan apa, nih? Tulis di kolom komentar ya, Bela!