Negara Jepang terkenal akan kisah para samurai di masa kejayaannya. Samurai adalah anggota kasta militer yang kuat di feodal Jepang. Awalnya, mereka adalah penjaga kekaisaran bersenjata yang kemudian dianggap sebagai salah satu kasta sosial tertinggi.
Selama lebih dari lima abad, samurai adalah bagian dari kelas penguasa di Jepang. Para samurai terampil menggunakan senjata seperti yari (tombak Jepang), yumi (busur besar), dan yang utama adalah katana (pedang panjang). Dalam menjalani hidupnya, para samurai memegang teguh bushido (jalan prajurit).
Hingga kini, kisah samurai masih digemari karena banyak muncul di anime, komik, film, novel, hingga video game. Terkenal dengan baju zirah ikonik serta katana yang selalu dibawa, ada banyak cerita kepahlawanan dari para samurai yang terkenal. Mau tahu bagaimana kisahnya? Simak sampai habis, ya!
1. Miyamoto Musashi
Miyamoto Musashi dikenal sebagai ‘Dewa Pedang’. Selama hidupnya, ia berdedikasi untuk mencapai kesempurnaan dalam ilmu pedang dan mengakhiri kariernya sebagai seorang samurai yang tak terkalahkan. Tahun 1604, saat usianya 21 tahun, Miyamoto Musashi datang ke Kyoto dengan ketenaran yang telah tersebar ke seluruh Jepang setelah ia mengalahkan duel penting melawan tiga anggota keluarga Yoshioka.
Tahun-tahun setelahnya ia habiskan untuk melakukan perjalanan ke seluruh Jepang sebagai Musha Shugyo, atau prajurit pengelana yang mencari duel. Salah satu duel yang paling terkenal saat Miyamoto Musashi melawan Sasaki Kojiro di tahun 1612. Sasaki Kojiro sendiri adalah pendiri Sekolah Ganryu dan merupakan seorang samurai yang terkenal serta dihormati. Duel yang berlangsung di Pulau Funajima ini berhasil mengantarkan Miyamoto Musashi pada kemenangannya.
Bertahun-tahun kemudian, tepatnya 1621, ia mengadakan duel legendaris. Bukan karena siapa penantangnya, namun ini adalah rekaman duel resmi dua pedang yang menjadi ciri khasnya dengan Miyaki Gunbei yang menjadi lawannya. Saat masa pensiunnya, Miyamoto Musashi tidak lagi mau bertarung. Menjelang tahun kematiannya, ia mengasingkan diri ke sebuah gua dan menurunkan ilmunya dalam bentuk buku berjudul Kitab Lima Cincin (Go Rin no Sho) dan Jalan Kesendirian (Dokkodo).
2. Tomoe Gozen
Pada abad ke-12, ada seorang prajurit perempuan terkenal bernama Tomoe Gozen. Ada banyak variasi cerita tentang kehidupannya, namun satu yang sangat jelas bahwa Tomoe Gozen adalah salah satu praktisi seni bela diri terbaik pada zamannya dan terkenal sebagai perempuan yang tangguh.
Sebagai salah satu dari sedikit legenda dari samurai perempuan, Tomoe Gozen terkenal karena berperang bersama prajurit samurai Minamoto Yoshinaka yang ia layani dengan kesetiaan mutlak. Mereka bertempur bersama dalam perang Genpei (1180–1185). Ia diyakini selamat dari pertempuran, namun sayang tuannya—Yoshinaka—harus gugur di Pertempuran Awazu (1184).
Saat pertempuran kalah, Yoshinaka memberitahu Tomoe Gozen bahwa ia akan bertarung sampai mati, namun Tomoe diminta untuk meninggalkan medan pertempuran karena ia malu berkelahi dengan seorang perempuan. Mendengar perintah tersebut, setelah membunuh prajurit samurai lawannya, Tomoe Gozen menurut dan melarikan diri.
3. Chushingura
Dimulai pada Maret 1701 di Kastil Edo, Asano Takumi no Kami dipermalukan di depan umum dalam menjalankan tugas oleh Kira Kozuke no Suke. Asano menghunus pedangnya untuk melawan Kira di kastil—ini adalah pelanggaran etika yang serius. Akibatnya, Asano diperintahkan untuk bunuh diri dengan mengeluarkan seluruh isi perutnya.
Imbas dari meninggalnya Asano membuat 300 orang pengikutnya kehilangan pekerjaan secara mendadak. Namun, ini bukanlah akhir dari kesetiaan mereka kepada Asano. Di bulan Desember tahun selanjutnya, sebanyak 47 samurai tak bertuan yang dipimpin oleh Oishi Kuranosuke membalas kematian tuan mereka dengan membunuh Kira.
4. Tsukahara Bokuden
Tsukahara Bokuden hidup selama periode Muromachi dan dikenal sebagai pejuang yang tak pernah kalah dalam pertarungan. Di usia 20 tahun, ia berhasil mengalahkan Ochiai Torazaemo yang terkenal. Jika ditotal, Tsukahara Bokuden telah mengalahkan setidaknya 37 duel melawan petarung terbaik. Membawanya menjadi legenda samurai pada masanya.
Saat usianya menginjak 37 tahun, Tsukahara Bokuden membuka sekolah samurainya sendiri bernama Shinto Ryu. Di sini, ia memanfaatkan kemampuannya untuk mengembangkan gaya bertarungnya sendiri, yakni gaya potong tunggal.
Pada saat usianya menginjak 50 tahun, Tsukahara Bokuden mengembangkan cara berpikir yang jauh di depan zamannya. Dirinya mulai merasa bosan dengan kebutuhan untuk membuktikan diri karena ia sudah sangat percaya diri dengan kemampuannya. Tsukahara Bokuden mulai melihat manfaat dari menghindari konflik lebih baik daripada berkelahi dan membunuh lawan.
5. Date Masamune
Berasal dari klan Fujiwara, Date Masamune hidup selama periode Sengoku (sekitar abad ke-15 hingga abad ke-17). Saat kecil, ia terkena cacar yang membuatnya kehilangan penglihatan mata kanannya. Pada saat itu belum ada pengobatan untuk cacar sehingga masih menjadi penyakit yang mematikan.
Tahun berjalan, Date Masamune memenangkan pertempuran pertamanya saat ia masih berusia 15 tahun. Di umurnya yang ke-18 ia kemudian menjadi penguasa klan Date untuk menggantikan ayahnya.
Saat ayahnya, Date Terumune, diculik dan terbunuh dalam peperangan dengan klan Nihonmatsu yang dipimpin Nihonmatsu Yoshitsugu pada 1585, Masamune membalaskan dendam sang ayah dan membantai klan Nihonmatsu pada Pertempuran Hitotoribashi setahun kemudian.
6. Honda Tadakatsu
Honda Tadakatsu terkenal akan pengabdian dan kesetiaannya kepada Tokugawa Ieyasu. Saat bertempur, Honda senang menggunakan tombak dan helm khas tanduk rusa miliknya. Selama periode kariernya, ia mengikuti sejumlah pertempuran besar termasuk Pertempuran Mikatagahara (1572), kekalahan Tokugawa, Pertempuran Nagashino (1575), dan Pertempuran Sekigahara (1600).
Atas pengabdiannya kepada klan Tokugawa, Honda Tadakatsu dihadiahi wilayah kekuasaan Otaki yang sekarang menjadi Prefektur Chiba. Kemudian ia membangun Kastil Otaki dan domain (han) Kuwana yang menghasilkan pendapatan 100.000 koku—1 koku cukup untuk memberi makan satu orang selama satu tahun.
7. William Adams
Pada tahun 1600, William Adams berhasil sampai di Jepang. Ia yang awalnya akan divonis mati, akhirnya dibatalkan karena dirasa kecerdasan dan pengalamannya sebagai pelaut akan lebih berguna dibandingkan kematiannya.
William Adams juga membangun kapal pelayaran Jepang pertama yang bergaya barat untuk digunakan saat survei wilayah pantai Jepang. Setelahnya, ia ditunjuk sebagai penasihat diplomatik dan dagang, kemudian naik tingkat menjadi penasihat pribadi sang shogun.
Di Jepang, ia memiliki nama baru yakni Miura Anjin dan diberi dua buah pedang yang menyimbolkan tingkat serta kekuasaannya. Sisa hidupnya dihabiskan William Adams di Jepang tanpa pernah kembali ke Inggris. Ia meninggal pada tahun 1620 di usia 55 tahun.
8. Minamoto no Tametomo
Dikenal sebagai samurai pemanah terhebat dalam sejarah Jepang, kabarnya Minamoto no Tametomo lahir dengan lengan kiri yang lebih panjang 10 centimeter dibandingkan tangan kanannya. Bersama ayahnya, Minamoto no Tameyoshi, ia mendukung mantan Kaisar Sutoku melawan Taira no Kiyomori dan Minamoto no Yoshimoto.
Saat ia tertangkap klan Taira, urat lengan kiri Tametomo diputus, sehingga ia tak bisa lagi memanah, dan kemudian diasingkan ke Oshima, Kepulauan Izu. Tametomo kemudian mengakhiri hidupnya di usia 30 tahun dengan seppuku atau bunuh diri dengan merobek perut lalu mengeluarkan isinya.
9. Togo Shigekata
Togo Shigekata merupakan murid dari Terasaka Yakuro Masatsune dan Marume Krandonosuke Tessai. Di usianya yang ke-17, Togo Shigekata ikut Pertempuran Mimigawa antara klan Otomo dan Shimizu. Setelahnya, ia mempelajari seni pedang Taisha Ryu dan berhasil menguasainya dengan cepat.
Saat melayani klan Shimazu, Shigekata kemudian bertemu dengan rahib Buddhis, Zenkitsu atau Terasaka Yakuro Masatsune yang mengajarinya Tenshinsho Jigen Ryu. Menggabungkan Taisha Ryu dan Tenshinsho Jigen Ryu, Shigekata kembali ke Satsuma—tanah kelahirannya—dan mengajarkan Jigen Ryu.
10. Kusunoki Masashige
Lahir di Provinsi Kawachi pada penghujung abad ke-12, Kusunoki Masashige adalah contoh teladan kesetiaan seorang samurai terhadap daimyo-nya. Mendukung Kaisar Go-Daigo yang hampir kalah, ia mengembalikan kekuasaan sang Kaisar dari Keshogunan Kamakura dengan memenangkan Pertempuran Genko (1331-1333) yang menyebabkan Restorasi Kenmu. Atas jasanya, Go-Daigo mengangkat Masashige sebagai Gubernur Provinsi Settsu dan Kawachi.
Akan tetapi, salah satu jenderal kepercayaan kaisar, Ashikaga Takauji mengkhianati Go-Daigo dan berhasil merebut Kyoto. Bersama Nitta Yoshisada, Masashige akhirnya turun tangan dan mengalahkan Takauji untuk sementara. Pada 1336, Takauji kembali menyerang Kyoto, Masashige pun memberi saran kepada Go-Daigo untuk mundur ke Gunung Hiei atau membujuk Takauji untuk kembali.
Namun, kedua saran tersebut tidak diindahkan oleh Go-Daigo, ia malah memerintahkan Masashige untuk menghadang Tauji. Sudah tahu pasti kalah dan mati, Masashige tetap tunduk. Benar saja, pasukan Masashige benar-benar terkepung dan kalah jumlah. Tak ingin jatuh ke tangan musuh, Masashige bunuh diri dan berseru bahwa jika ia memiliki tujuh nyawa maka ia akan memberikannya untuk negara.
Itulah sepuluh kisah kepahlawanan para samurai Jepang yang terkenal. Namun, pada masa Restorasi Meiji tahun 1868, para samurai dibubarkan agar mereka dapat berbaur dengan masyarakat Jepang modern. Meski begitu, tak diragukan jika samurai adalah salah satu elemen dalam peradaban Jepang modern.
Artikel ini sudah pernah tayang di IDN Times dengan judul "Kumpulan 10 Kisah Heroik Terkenal Para Samurai Jepang" penulis Alfonsus Adi Putra.