Bela, apakah kamu pernah menggunakan krim pemutih wajah dari beberapa produk beauty care? Atau mungkin di mini market kamu sering beli produk perawatan kulit yang ada embel-embel whitening? Atau yang paling sederhana, apakah kamu jarang keluar rumah karena takut kulitnya kusam dan hitam? Pasti didalam hati ada yang menjawab iya meskipun nggak diungkapkan secara lisan.
Secara nggak langsung ada saja usaha-usaha para produsen membuat produk dengan iming-iming dan memberikan ekspektasi yang tinggi kepada calon konsumen. Dalam hal ini kita ambil contoh krim pemutih wajah yang bisa memutihkan kulit wajah dengan instan hanya dalam waktu satu minggu atau 3 hari bahkan hanya hitungan jam! Tahukah kamu, bela? penggunaan produk yang serba instan memang hasilnya memuaskan, tapi memiliki efek yang nggak bagus untuk kulit lho. Bagaimana bisa? Simak penjelasannya di sini yah, Bela.
Efek samping yang ditimbulkan bervariasi tergantung dari potensi kortikosteroid, dosis dan lama penggunaan serta masing-masing jenis kulit. Namun yang paling banyak dialami adalah penipisan kulit atau dalam bahasa medis disebut telengiektasis. Telengiektasis adalah pelebaran pembuluh darah sekaligus terjadi penipisan kulit sehingga pembuluh darah kapiler yang normalnya nggak terlihat menjadi terlihat dipermukaan kulit. Namun, ada juga kasus telengiektasis yang bukan disebabkan oleh krim pemutih melainkan bawaan sejak lahir.
Awalnya konsumen merasa terbantu dengan krim pemutih wajah. Namun, saat menghentikan penggunaan krim, kulit akan kembali pada kondisi awal dan disertai jerawat yang menjadi salah satu efek sampingnya. Inilah yang akhirnya membuat konsumen merasa ketergantungan pada krim pemutih.
Seram juga ya, Bela? Maunya jadi cantik, eh tapi malah menghabiskan uang yang banyak. Selain itu, kulit juga menjadi nggak sehat. Nah, sebaiknya rawatlah kulitmu lebih alami dan mengurangi pemakaian produk yang mengandung bahan-bahan berbahaya.
Untuk info lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini