Nggak hanya membuatmu merasa lebih intim dengan pasangan, bercinta juga memberikan dampak baik bagi tubuhmu. Salah satu di antaranya adalah kulit yang terlihat lebih berkilau atau bercahaya. Banyak orang menyebut kondisi ini dengan istilah "after-sex glow".
Namun faktanya, kulit nggak hanya menjadi bercahaya dan merona setelah kamu mendapatkan kepuasan dari bercinta, Bela. Seks memberikan perubahan yang cukup terlihat pada tampilan luar kulitmu. Apa saja, ya?
Melansir dari Marie Claire, seorang perempuan mencoba melakukan eksperimen mandiri untuk membuktikan jika seks dapat memberikan perubahan signifikan pada kulit. Hasilnya selama rutin bercinta dan mengalami orgasme selama tujuh hari berturut-turut, ia melihat perubahan pada kulitnya. Pada hari pertama, kulit terlihat lebih kusam dan penuh jerawat kemerahan. Namun pada hari ke tujuh, inflamasi dan jerawat terlihat berkurang, serta penampilan lebih merona dan bercahaya.
Penelitian seputar seks telah dilakukan dari beberapa puluh tahun yang lalu, dan beberapa di antaranya mencari tahu mengenai dampak dari aktivitas bercinta pada kulit. Penelitian yang dilakukan sekitar tahun 90-an oleh peneliti bernama David Weeks menemukan kalau perempuan yang mengalami orgasme seks rata-rata 3x dalam seminggu, memiliki penampilan 10 tahun lebih muda dari usianya.
Lebih jauh lagi, penelitian baru menemukan kalau orgasme seks yang dikeluarkan oleh perempuan, turut merilis hormon yang memberikan manfaat baik untuk kulit, seperti estrogen yang terbukti membantu menjaga sel kolagen. Selain itu, orgasme seks membantu menurunkan tingkat kortisol, hormon stres yang dapat memberi dampak buruk pada kulit. Juga, meningkatkan sirkulasi darah yang merangsang dan memperbaiki kolagen.
Meski belum ada penelitian khusus pada orgasme, terutama pada perempuan, para ahli meyakini kalau hal itu memberikan dampak positif pada kulit. "Orgasme setelah seks mendorong otak untuk merilis hormon oksitosin, ujar Jennifer Vickers, M.D., dari Sanova Dermatology di Texas. Oksitosin sendiri adalah hormon yang dapat menurunkan tingkat kortisol. Ini kemudian membuatmu dapat tidur nyenyak, yang selanjutnya membantu kulit menyembuhkan dirinya sendiri. Nggak hanya itu, hormon oksitosin juga dapat menurunkan inflamasi pada tubuh.
Seks, atau lebih tepatnya orgasme yang dihasikan dari bercinta, nggak dapat membalikkan efek stres pada kulit. Namun, Dr. Vickers mengatakan jika seks dapat membantu menghentikan gangguan kulit yang berhubungan dengan stres untuk muncul ke permukaan. Misalnya, stres dapat membuatmu berjerawat, orgasme seks dapat mencegah hal itu.
Namun sayangnya, efek positif seks pada kulit ini nggak bertahan dalam jangka panjang, Bela. Setelah seks, level hormon baik mulai kembali seperti semula. Jika ingin memiliki hasil yang dapat bertahan lama, para ahli menyarankan untuk menjalani aktivitas seks dan mencapai orgasme setiap harinya secara konsisten. Tertarik mencobanya untuk melihat efeknya sendiri?