Bela, mungkin kamu familiar dengan istilah hiperpigmentasi. Ya, hiperpigmentasi adalah kondisi di mana beberapa area kulit tampak lebih gelap dari warna kulit seseorang pada umumnya. Hiperpigmentasi ini juga disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari faktor usia hingga faktor eksternal yang membuat warna kulit berubah menjadi gelap, yakni paparan sinar matahari.
Namun, apakah kamu tahu bahwa terdapat masalah kulit lain yang menyerupai hiperpigmentasi. Bedanya, bercak yang muncul di kulit ini warnanya lebih terang daripada warna kulit asli seseorang. Kondisi tersebut dinamakan hipopigmentasi.
Lantas, Apa saja gejala hipopigmentasi? Apakah faktor yang memicu kulit mengalami hipopigmentasi? Apakah masalah kulit yang satu ini bisa dicegah? Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Apabila tidak diobati apakah hipopigmentasi bisa sembuh?
1. Apa saja gejala hipopigmentasi?
Gejala yang sangat tampak pada kulit hipopigmentasi adalah muncul bercak putih di area kulit yang kerap terpapar sinar matahari. Di sisi lain, perubahan warna juga bisa terjadi pada rambut.
Untuk mencari tahu lebih lanjut tentang hipopigmentasi yang kamu derita, maka tak ada salahnya untuk melakukan pengecekan lebih lanjut dengan dokter spesialis kulit. Pemeriksaan umumnya akan dilakukan dengan pemeriksaan fisik, diskusi soal gejala awal hingga biopsi.
2. Faktor yang memicu kulit mengalami hipopigmentasi
Bukan tanpa sebab, ada beberapa faktor yang menyebabkan kulit mengalami hipopigmentasi. Mulai dari iritasi kulit akibat sentuhan air panas, luka bakar, hingga terpapar bahan kimia. Hipopigmentasi juga kerap dikaitkan dengan kondisi kulit seperti vitiligo, lichen sclerosus, pityriasis alba, hingga infeksi akibat jamur.
Hipopigmentasi juga bisa terjadi apabila terjadi kerusakan melanosit pada tubuh serta tubuh memiliki tingkat tirosin yang rendah.
3. Apakah hipopigmentasi bisa dicegah?
Ya, hipopigmentasi bisa dicegah sehingga kamu tidak perlu khawatir akan masalah kulit yang satu ini. Menggunakan pakaian yang tertutup, terutama di area yang lebih mudah terpapar sinar matahari. Di samping itu, kamu juga bisa menggunakan tabir surya dan mengaplikasikannya kembali setiap dua jam sekali.
Agar kulit tidak mudah kering dan iritasi, maka kamu bisa gunakan pelembap yang mampu melembapkan kulit sepanjang hari. Pelembap memiliki tekstur yang berbeda-beda, ada yang cenderung ringan ada pula yang lebih tebal, pilihlah pelembap yang sesuai dengan jenis kulitmu.
4. Bagaimana cara mengatasi hipopigmentasi?
Meski tergolong sulit diatasi, hipopigmentasi ini bisa diobati, lho, Bela. Namun, sebelum melakukan pengobatan kamu perlu mengetahui penyebab hipopigmentasi yang kamu derita terlebih dahulu. Pasalnya, pengobatan untuk setiap masalah kulit yang satu ini berbeda-beda dan tergantung penyebabnya.
Jika masalah hipopigmentasi ini terjadi akibat pityriasis alba maka kamu bisa lakukan fototerapi. Jika hipopigmentasi ini disebabkan oleh infeksi jamur, maka kamu bisa gunakan salep anti jamur yang diresepkan oleh dokter.
5. Apakah bercak putih bisa hilang?
Tidak semua hipopigmentasi bisa hilang, hipopigmentasi yang disebabkan oleh faktor genetik seperti albinsime misalnya. Namun bercak putih pada beberapa kasus seperti pityriasis alba hingga infeksi jamur ini bisa hilang asalkan kamu rutin melakukan terapi hingga mengaplikasikan salep.
Apabila kamu mengalami masalah kulit yang satu ini, tidak perlu khawatir, namun segeralah lakukan pengecekan ke dokter kulit agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.