Vitamin C merupakan salah satu kandungan skincare yang cukup diminati. Sebagai antioksidan, vitamin C tak hanya bermanfaat bagi imunitas tubuh, tapi juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kulit. Mencerahkan kulit, menjaga kulit dari penuaan dini, memperbaiki tekstur kulit, dan menyamarkan noda hitam pada wajah adalah beberapa manfaat vitamin C bagi kulit.
Namun tentu saja di tengah banyaknya jenis kandungan skincare, tak jarang ada banyak pula misinformasi yang beredar. Jadi daripada bingung atau justru menggunakan vitamin C dengan cara yang salah, simak dulu beberapa mitos seputar vitamin C berikut ini.
Mitos 1: Vitamin C murni bisa kehilangan keampuhannya dengan cepat
Stabilitas dari sebuah produk skincare dengan vitamin C biasanya selalu menjadi tantangan bagi laboratorium kosmetik. Menurut National Center of Biotechnology Information, dilansir dari laman LorealParisUSA, vitamin C sebenarnya cukup stabil hanya saja bisa dengan mudah larut dalam air dan dapat terurai lebih lanjut akibat perubahan temperatur, level oksigen, dan pH (derajat keasaman).
Namun dengan perkembangan teknologi di bidang kecantikan saat ini, skincare vitamin C telah hadir dengan produk yang lebih stabil. Perhatikan saja kemasan botol vitamin C yang biasanya didesain kedap udara dan memiliki botol yang gelap.
Jika produk vitamin C berada di dalam botol bening, biasanya kandungan di dalamnya bukan vitamin C murni, melainkan turunan dari vitamin C. Tentu saja ada perbedaan dalam kekuatannya, tapi tetap saja fungsinya sama.
Mitos 2: Jangan gunakan vitamin C saat beraktivitas di bawah sinar matahari
Justru sebaliknya! Vitamin C sangat bagus untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan akibat sinar matahari. Memakai vitamin C di pagi atau siang hari juga terbukti mampu melindungi kulit dari sinar matahari. Kekuatan vitamin C akan makin bagus apalagi jika digabungkan dengan vitamin E dan sunscreen.
Jadi, jangan lupa kombinasikan penggunaan vitamin C dengan sunscreen dengan kandungan minimal SPF 30 supaya perlindungan kulit makin maksimal.
Mitos 3: Kandungan vitamin C harus tinggi supaya efektif
Lebih banyak belum tentu lebih baik. Konsentrasi tinggi belum berarti vitamin C tersebut lebih murni, stabil, dan efektif. Jika kandungan vitamin C dalam produk skincare terlalu tinggi dan tidak stabil, produk tersebut malah bisa menjadi tidak efektif.
Pilih konsentrasi vitamin C lebih tinggi dari 8% untuk hasil yang maksimal. Kamu juga masih bisa menggunakan vitamin C dengan konsentrasi antara 10% - 20%. Jika lebih dari 20%, kemungkinan kulit untuk mengalami iritasi biasanya akan lebih tinggi.
Mitos 4: Vitamin C nggak cocok dengan kandungan aktif lainnya
Tidak benar! Karena ada banyak kandungan aktif (active ingredients) lainnya yang bisa kamu gunakan bersamaan dengan vitamin C. Kandungan seperti Ferulic Acid, vitamin E, dan Niacinamide adalah pasangan yang cocok untuk vitamin C, karena mampu melawan radikal bebas, kerutan, dan mencerahkan kulit sekaligus menghidrasinya.
Sementara untuk kandungan seperti Glycolic Acid, Salicylic Acid, dan vitamin A (retinol), sebaiknya tidak digabungkan dengan penggunaan vitamin C, karena bisa menyebabkan iritasi. Namun kamu bisa menggunakannya secara bergantian, misalnya vitamin C di pagi hari dan gunakan retinol di malam hari.
Mitos 5: Vitamin C selalu membuat kulit iritasi
Vitamin C juga punya reputasi sebagai kandungan skincare yang bisa menyebabkan iritasi. Namun hal ini tidak bisa disamaratakan bagi semua orang. Pada dasarnya, setiap kulit orang berbeda dan tingkat sensitivitasnya pun berbeda.
Jika kamu memiliki kulit sensitif, maka pastikan bahwa produk skincare yang kamu pilih cocok untuk ssemua jenis kulit. Selain itu, lakukan patch test terlebih dulu, yaitu menggunakan produk di kulit belakang leher dan diamkan selama 24 jam. Jika tidak ada reaksi alergi atau iritasi, artinya produk tersebut aman untukmu. Konsultasikan juga dengan dokter kulit sebelum kamu mencampur-campurkan beberapa produk skincare sekaligus.
Mitos 6: Vitamin C hanya cocok untuk seseorang yang sudah berumur
Produk skincare dengan vitamin C biasanya disukai oleh mereka yang lebih berumur, misalnya perempuan di atas usia 30, karena memiliki manfaat anti-aging. Padahal sebenarnya, skincare dengan vitamin C juga bisa dirasakan manfaatnya bagi mereka yang berusia muda.
Vitamin C disarankan mulai digunakan sejak usia 20-an, untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Dengan memulai di usia tersebut, kamu akan mendapatkan kulit yang bercahaya dan tentu saja mencegah datangnya penuaan dini.
Mitos 7: Mengonsumsi vitamin C saja sudah cukup untuk kulit
Kamu mungkin terbiasa mengonsumsi tablet vitamin C untuk menjaga kesehatan tubuh dan berpikir bahwa hal itu cukup untuk kulit. Faktanya, studi menunjukkan bahwa dari vitamin C yang kita konsumsi hanya tersisa satu pertiga untuk kulit.
Sedangkan untuk menjaga kulit dari faktor eksternal, tetap disarankan untuk mengaplikasikan vitamin C secara topikal, misalnya serum, agar vitamin C dapat terserap ke dalam kulit dan lebih ampuh.
Itulah beberapa mitos seputar vitamin C. Setelah mengetahuinya, sekarang nggak perlu takut lagi saat memakai vitamin C, kan?