Hidup di zaman yang menuntut hidup aktif dan kreatif, stres seakan menjadi hal yang lumrah untuk dialami. Meski begitu, bukan berarti tekanan pikiran ini dapat dibiarkan begitu saja, Bela. Selain dapat memberi pengaruh buruk pada kesehatan jiwa, stres dapat menimbulkan masalah pada kecantikan kulit.
Pada sebagian orang, stres karena beban pekerjaan dan pola hidup yang nggak teratur, dapat mengakibatkan banyak hal. Mulai dari kekusaman pada kulit, kantong mata yang membengkak, hingga jerawat yang bermunculan di area wajah mana pun.
Dilansir dari refinery29, menurut Andrea Pfeffer sebagai pendiri facial spa PfefferSal, gejala akibat stres dapat terlihat secara berbeda pada masing-masing orang. "Ini termasuk jerawat, ruam, inflamasi, khususnya pada mereka yang mengalami psoriasis dan ekzema, kekeringan, dan rosacea," ungkapnya.
Gejalanya nggak sampai di situ, Bela. Noella Gabriel selaku co-founder Elemis menambahkan, "Masalah kulit dapat meluas hingga meningkatkan sensitivitas kulit, bibir yang pecah-pecah, dan rona kulit yang sangat kusam."
Beberapa di antara gejala itu mungkin dapat diatas dengan mudah, namun berbeda dengan breakout. "Breakout pada sekitar dagu dan rahang muncul karena gangguan hormon," ungkap Pfeffer, "Saat stres, produksi hormon kortisol meningkat yang memicu kulit jadi lebih berminyak dan berjerawat. Ini juga menghancurkan kolagen dan melemahkan kulit sehingga menimbulkan tekstur tidak merata."
Saat mengalami masalah kulit karena stres, pikiran kita pasti langsung tertuju pada perawatan yang tepat untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Atau, penggunaan makeup dengan coverage tinggi untuk menyamarkan gangguan itu. Sayangnya, produk-produk itu nggak dapat bekerja dengan baik ketika kulit mengalami gejala stres.
"Saat berusaha mengelola level stres, adrenalin kita memicu tubuh untuk bergerak sangat cepat," ujar Gabriel, "Ini membuat proses bernapas turut cepat. Hasilnya, oksigen sebagai sumber energi utama kulit hilang dan menjadikannya nggak dapat dibersihkan secara sempurna. Dampak penurunan fungsi optimal kulit menandakan kalau produk nggak dapat bekerja dengan efektif."
Rasanya semakin bertambah stres, ya, Bela? Lalu, bagaimana mengatasi permasalahan kulit akibat tekanan pikiran ini?
"Mengelola kulit yang sehat membutuhkan kerja keras. Maka, anggap seperti pergi ke gym: satu kali sesi nggak akan menghasilkan apa pun, tapi dengan perawatan, gaya hidup, dan penyembuhan yang benar, kita dapat melihat perubahan kulit dari waktu ke waktu," tutur Pfeffer.
Selain melakukan perawatan, kita juga perlu mengatasi penyebab stres pada diri sendiri. Dengan menentukan langkah untuk mengurangi level stres, kita dapat mempercepat penyembuhan masalah kecantikan kulit.
Hidup memang nggak bisa lepas dari stres, Bela. Tapi, jangan sampai hal itu memberi pengaruh buruk pada kulitmu, ya!