“Intuisiku... selalu mengarah kepadamu” Siapa yang tidak hafal dengan penggalan lagu tersebut? Yup, itu merupakan sebait dari single berjudul Intuisi yang dinyanyikan oleh Yura Yunita. Mengawali karier sejak tahun 2014 lalu, nama Yura Yunita kini makin bersinar berkat lagu-lagu yang dibawakannya. Hingga kini, Yura berhasil meluncurkan dua album yang sukses merebut hati para penikmat musik.
Berhasil membawakan lagu dengan rangkaian kata nan puitis serta susunan nada indah, membawa nama Yura Yunita mendapatkan penghargaan sebagai Pencipta Lagu Pop Terbaik pada ajang Anugerah Musik Indonesia tahun 2017 lalu. Hingga kini, perempuan kelahiran 9 Juni 1991 ini tetap konsisten menghasilkan karya di belantika musik Tanah Air.
Di tahun 2020 ini, Yura tidak sedikit pun mengurangi kesibukannya. Bahkan ia terus hadir dengan karya yang dapat dinikmati semua telinga. Perempuan lulusan Universitas Padjajaran Fakultas Komunukasi ini tengah mempersiapkan single terbarunya. Ssst, dan ini merupakan projek kolaborasi lho.
“Sekarang aku lagi baru selesai album kedua, terus lagi mempersiapkan lagi single kolaborasi. Karena menurutku sekarang era-nya kolaborasi. Apalagi tahun ini kolaborasinya akan seru banyak melibatkan perempuan di dalamnya, jadi sekarang mempersiapkan itu.” ujarnya saat diwawancarai secara eksklusif oleh Popbela.
Bercita-cita ingin menjadi atlet tenis dan chemical analyst
Melihat popularitasnya kini, Yura Yunita mengaku bahwa sejak kecil ia memiliki mimpi yang berbeda dengan profesi yang digelutinya saat ini. Ia mengaku ingin menjadi chemical analyst, atlet tenis internasional, dan penyiar.
“Dulu waktu aku kecil pengen jadi chemical analyst, atlet tenis internasional, terus aku juga ingin banget jadi penyiar dan penyanyi. Dulu sempet jadi penyiar, terus sekarang juga jadi penyanyi.”
Deretan mimpi Yura Yunita kecil ini cukup berbeda dengan kebanyakan teman sebayanya. Ternyata, yang menginpirasinya kala itu tidak lain adalah sang ibu. Yura mengaku bahwa ibunya merupakan seorang panutan terbaik karena merupakan salah satu perempuan kuat dan smart. Sehingga, tekad Yura menjadi atlet tenis internasional, chemical analyst, penyiar radio dan penyanyi sangat kuat.
“Iya mamaku dulu atlet. Terus yang aku suka liat mama adalah petenis perempuan di antara laki-laki, jadi lawan main mama biasanya laki-laki. Justru mamaku dari kecil, dia SD, SMP lawannya bapak-bapak. Jadi aku pun kalau main tenis nggak pernah sama perempuan, jadi selalu sama laki-laki.”
Tidak hanya menggeluti dunia olahraga, ibunda Yura Yunita juga berprofesi sebagai seorang chemical analyst. Oleh sebab itu, sejak kecil perempuan kelahiran Bandung ini sudah mengenal dengan dunia laboratorium, bahkan ia sudah lihai mencampurkan bahan kimia dan warna. Hal tersebut sempat membuat Yura memiliki rasa bimbang ketika menentukan jurusan apa yang dipilih ketika memasuki gerbang kuliah.
“ Mamaku juga seorang chemical analyst. Dari kecil aku selalu ikut ke laboratorium. Coba mencampur bahan kimia dari satu warna dicampur dengan yang ini jadi warna lain. Sampai waktu SMA, yang lain kalau bimbel ngambil semua pelajaran. Nah, kalau aku cuma khusus fokus ke les kimia aja karena suka banget. Cuma di saat lulus aku masuk kimia ITB sama UNPAD tapi aku cinta akan musiknya juga terlalu besar jadi aku ngerasa kalau aku masuk chemical analyst gimana bisa bagi waktu atau enggak, akhirnya aku memilih satu. Aku meninggalkan chemical analyst, aku ambil jurusan FIKOM dan jalannya dimudahkan untuk menjadi penyanyi.”
Keputusan terbesarnya tersebut didukung penuh oleh seluruh anggota keluarga. Ternyata bakat bernyanyi Yura justru turun dari sang kakek dan nenek. Sejak kecil, ia sudah terbiasa bernyanyi di depan umum dan membuat dunia tarik suara selalu menjadi hal yang menarik.
"Justru keluargaku dari kakek, nenek semua suka musik. Jadi aku terbiasa nyanyi dari umur tiga tahun. Jadi kalau misalnya ada acara keluarga besar, kita tuh wajib untuk nyanyi depan keluarga gitu. Jadi sudah terbiasa di lingkungan itu, semua tante aku tuh suaranya wah gila aku masih nggak ada apa apanya. Tapi semuanya bener bener support. Darah seninya pun dari kakekku. Kakekku soalnya main biola, gitar, piano, jadi aku bisa melihat dari situ. Nah, makanya mamaku nggak jadi penyanyi karena ambil chemical analyst. Jalan jadi penyanyi tuh ternyata bukan di mama, tapi di aku.” ujar perempuan yang memiliki senyum manis ini.
Karyanya pernah disalahgunakan
Kesuksesannya kini merupakan buah manis atas seluruh perjuagannya. Segala rintangan tajam dan berduri sudah dilewati oleh penyanyi yang pernah berduet dengan Glenn Fredly ini. Sejak meniti karier, ia mengaku bahwa selalu diberkahi dengan kemudahan dari segala pihak.
“Aku merasa sangat diberikan kemudahan dari apa yang aku inginkan. Dulu sebelum nyanyi, aku kan sempat siaran di radio. Saat aku memulai ini, aku merasa sangat dibantu sama teman-teman di media radio. Aku juga merasakan bagaimana cara manajerial, distribusinya. Aku benar-benar belajar dari nol bagaimana kita memperjuangkan hak kita sebagai musisi."
Walau segalanya tampak mulus, namun Yura juga pernah berada di titik terendah dalam perjalanan kariernya. Karya yang dibentuknya sepenuh hati, ternyata disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini membuat Yura diselimuti rasa sedih, kecewa, duka, dan air mata.
"Sampai di satu masa, aku ada titik terendah aku dalam musik. Aku ngerasa aku nggak bakal deh ngerasain hal seperti ini. Tapi ternyata musisi segenerasi sama seperti akupun mengalaminya juga. Sebagai musisi, banyak yang menyalahgunakan karya kita. Aku pernah merasakan itu dua tahun lalu yang lalu dan struggling selama setengah tahun. Beruntung, aku dibantuk oleh kak Glenn untuk keluar dari situ."
Selama setengah tahun berada di titik terendah dalam perjalanan kariernya, Yura tidak menampik rasa ingin menyerah dengan apa yang sudah ia mulai. Rasa ragu, bimbang, putus asa memenuhi pikiran perempuan berambut panjang tersebut. Hingga, suatu saat Yura memutuskan menghibur para penyandang tuna netra. Dari kejadian tersebut, Yura seperti tertampar dan kembali memiliki semangat dan rasa optimis yang baru.
"Momennya tahun lalu pas bulan puasa. Saat itu aku nyanyi di Yayasan Tuna Netra Bandung. Hari itu aku ngerasa lagi down banget dan banyak hal yang mengganggu pikiran. Mikirnya, gimana bisa nyanyi kalau lagi gini. Sempet deg-degan juga nyanyi di depan mereka. Tapi, ternyata, mereka banyak yang hafal dengan lagu aku. Ada satu perempuan yang ikut nyanyi, suaranya bagus banget. Di situ aku nangis. Mungkin karena terbawa perasaan kali ya. Ketika itu, dia bilang 'Kak Yura aku pengen banget jadi penyanyi supaya bisa bikin senang semua orang'. Di situ aku ngerasa kebakar lagi semangatnya. Kadang kita suka lupa untuk bisa bersyukur. Akhirnya aku bangkit lagi sampai akhirnya aku bikin konser. Bertemu sama dia bikin perubahan besar. Konser di Bandung Jakarta itu rasa terima kasih aku untuk dia.”
Ingin terus bekarya dalam dunia hiburan
Menjadi salah satu penyanyi tanah air yang memiliki berbagai macam karya dan prestasi, membuat Yura tidak puas berada di posisi saat ini. Seakan masih banyak mimpi dan keinginan yang ingin ia raih.
“Sebenernya aku sedang menjalani mimpi lainnya. Aku menjadi produser untuk musisi lain. Aku juga menciptakan lagu dan juga jadi tim distribusi untuk musisi lain. Aku ingin membantu teman- teman muda yang ingin jadi independen tapi nggak tahu caranya dan jadi sukses bersama.”
Di akhir perbincangan, Yura Yunita juga memberikan pesan untuk para perempuan yang sampai saat ini masih terus berjuang untuk mengejar mimpinya.
“Untuk perempuan di luar sana yang lingkungannya dari kecil nggak support, harus bisa berani jadi diri sendiri. Berani speak up dan berani ambil keputusan terbaik untuk diri kamu sendiri."
Photo Credits
Photographer: Andre Wiredja
Fashion Editor: Michael Richards
Stylist: Tbmyudi
Assistant Stylist: Shita Aliefia
Makeup Artist: Sharra Outmakeupproject
Hair Stylist: Krisna Endi
Wardrobe: jacquard kimono ERIDANI, corset belt milik stylist, celana JEFFRY TAN, boots milik Yura