Nama Cathy Sharon pastinya sudah tidak asing lagi di dunia hiburan. Memulai kariernya sebagai seorang VJ, kakak dari Julie Estelle ini pun pernah mencicipi peran sebagai aktris, model, presenter, hingga bintang iklan. Namun kini, perempuan berusia 37 tahun ini mulai mengurangi aktivitasnya di dunia hiburan dan fokus mengurus buah hatinya.
Ia juga sibuk menjalani bisnis kecantikan lokal yang dimilikinya yaitu SADA. Kepada Popbela Cathy pun menceritakan kisahnya membangun SADA hingga bisa seperti sekarang. Penasaran dengan kisahnya? Simak di bawah ini ya!
Apa yang membuat kamu memutuskan untuk mendirikan SADA?
"Sebenernya, sebelum SADA, empat tahun yang lalu saya pernah kolaborasi membuat lip matte bersama dengan sebuah local brand, Urban Lips. Di situ baru pertama kali kolaborasi dan ternyata sambutannya lumayan baik di mata masyarakat. Akhirnya, setelah kolaborasi, aku senang banget sama dunia makeup, like it's my passion. Saya juga paham ketika membuat formulanya. I love doing it and I love brainstorming. Senang banget nyoba-nyoba produk gitu. Akhirnya memberanikan diri untuk membuat sebuah brand sendiri."
Berapa lama proses pembuatan SADA?
'"Saya mulai dari 2 tahun yang lalu. Saya launching tahun lalu di bulan September atau Agustus, tapi mulainya dari 2 tahun lalu untuk membuat konsep, nama, brand identity-nya seperti apa sambil membuat formula itu lumayan lama."
Apa kesulitan ketika membuat SADA?
"Kesulitannya membuat formula tentunya, karena saya cukup picky. Maksudnya, saya mau produk saya menjadi barang yang bagus. Aku ingin produk yang benar-benar memiliki formula yang baik, nggak berbahaya ketika digunakan, dan memiliki kualitas yang baik. Yang kedua, aku benar-benar memikirkan soal packaging, karena agak susah ya menemukan packaging yang lucu di Indonesia."
Apa yang membedakan SADA dengan brand makeup yang lain?
"SADA berasal dari sebuah misi. Menurut saya semua perempuan itu cantik. Melalui SADA, kami ingin membantu para perempuan untuk menggali potensi yang ada di dalam diri mereka. Dan menurut saya, melalui makeup, bisa menjadi senjata untuk memahami wajahnya dan tahu dengan baik apa yang harus ditonjolkan. Nah, kalau sudah memahami dirinya dengan baik dan sudah percaya diri, dia pasti bisa menaklukkan segala hal. So, the mission is really to help women to realize their true potentials."
Belakangan, insecure menjadi kata yang viral di media sosial. Apakah kamu pernah mengalaminya?
"Tentu pernah. Aku pernah merasakan jatuh bangun baik dalam dunia profesional maupun personal. Cuma dari situ aku belajar untuk tumbuh. Caranya adalah dengan mengubah perspektif kita tentang kehidupan. Harus mau introspeksi diri juga. What to do to change to be a better person? Jangan lupa juga untuk selalu belajar beradaptasi dengan lingkungan."
Berbicara soal campaign Popbela, Future Is Female yang di mata kamu seperti apa sih?
"Aku cukup interest dengan topik ini dan merasa ini merupakan campaign yang penting terutama untuk para perempuan muda. Campaign ini jadi pengingat bahwa semua perempuan bisa menjadi apa saja dan di mana saja. Dia bisa memiliki beberapa role sekaligus, jadi iburumah tangga, jadi perempuan karier, she can do it! Konsep kecantikannya pun jadi ikut berubah. Mau pakai makeup tipis atau full makeup, you can be beautiful anyway, as long you feel empower and beautiful."
Pesan untuk para perempuan yang sedang mengejar passion-nya?
"Give yourself some respect and accept yourself. Dengan menerima diri kita sendiri, kita pasti bisa mencapai impian dan keinginan dalam hidup kita."
Photo credit:
Photographer: Andre Wiredja
Fashion Editor: Michael Richards
Stylist: Tbmyudi
Assistant Stylist: Shita Aliefia
Makeup Artist: Claudya Christiani
Hair Stylist: Eka Hairdo
Wardrobe: lace & drapery dress JEFFRY TAN, crochet top & rok RAMA DAUHAN, aksesori milik stylist