Hesti Purwadinata selaku founder dari Hipnoza hadir di hari ketiga BFA Jakarta 2024 pada sesi talkshow "Revolutionizing the Perfume Industry A Journey of Transformation and Empowerment by Hesti Purwadinata".
Di area Main Stage yang telah dipenuhi oleh pengunjung BFA Jakarta 2024, Hesti Purwadinata menceritakan sejarah dan tantangan yang ditemuinya saat membangun Hipnoza.
Bagaimana kisahnya? Yuk, simak rangkumannya dalam artikel ini!
Sejarah nama Hipnoza
Sebelum memutuskan untuk membuat bisnis parfum dengan rekannya, Hesti Purwadinata berencana untuk memproduksi skincare. Namun, pada akhirnya rencana tersebut belum terwujud hingga saat ini.
Kemudian, saat diajak untuk membuat parfum oleh rekan bisnisnya saat ini, perempuan kelahiran Bogor itu pun setuju. Pemilihan nama Hipnoza sendiri diambil dari singkatan "Hipnotize Your Noze".
"Jadi pengennya, tuh, ketika kalian sniff parfumnya, pengen kayak ke hipnotis gitu. Jadi, kita cari namanya sampai akhirnya muncullah nama Hipnoza yang artinya Hipnotize Your Noze," jelas Hesti.
Mendapat percayaan konsumen jadi tantangan terbesar
Tak bisa dipungkiri, label "produk artis" sering kali menimbulkan masalah apabila produk yang dijual dianggap tidak memenuhi ekspektasi oleh netizen. Hal tersebut pun ternyata dirasakan oleh Hesti Purwadinata, membangun kepercayaan konsumen untuk Hipnoza adalah tantangan terbesar yang ia dan timnya temui.
"Tantangannya membangun rasa percaya terhadap parfum kita. Jadi, nggak semua orang langsung tertarik untuk membeli produk kita," ungkap Hesti.
Di penghujung acara, Hesti Purwadinata turut memberi saran kepada para pengunjung yang ingin memulai bisnis parfum. Ia mengingatkan agar owner terbuka terhadap kritik yang masuk terhadap produknya agar bisnis bisa semakin berkembang.
Setelah tahun lalu baru hanya menjual satu varian parfum, Seven, kini Hipnoza telah berkembang dengan menghadirkan empat varian parfum baru. Mulai dari Nine Isaga, Eleven Madhava, hingga Seven Nine. Sudah coba?
