Selama masa kehamilan, pemilihan produk skincare memang tidak boleh disepelekan. Bukan berarti lantas menghentikan penggunaan semua skincare saat hamil kok, Bela. Hanya saja, kamu perlu lebih berhati-hati dalam memilih produknya.
Produk skincare memiliki berbagai kandungan yang memberi manfaat bagi kesehatan kulit. Sayangnya, ada beberapa kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil, seperti retinoid dan hidrokuinon.
Kandungan skincare tertentu dapat berpengaruh buruk pada tumbuh kembang janin dalam kandungan. Berikut daftar selengkapnya.
1. Paraben
Paraben biasanya ditemui di lotion, sampo, kondisioner, dan pembersih wajah. Biasanya kandungannya ditulis dengan propylparaben, methylparaben, atau butylparaben. Sayangnya, paraben merupakan salah satu kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil.
Berdasarkan studi dari International Journal of Environmental Research and Public Health tahun 2021, kandungan paraben dapat menyebabkan beberapa permasalahan saat persalinan, seperti bayi prematur, bayi lahir pendek, berat badan bayi cukup rendah. Paling parah yaitu dermatitis atopik atau peradangan di kulit yang bersifat kronis pada bayi.
2. Retinoid
Retinoid merupakan turunan dari vitamin A yang biasanya ada pada produk skincare untuk mengatasi masalah penuaan. Jenis retinoid juga bermacam-macam, seperti differin, tretinoin, isotretinoin, retinaldehyde, dan adapalene.
Penggunaan skincare yang mengandung retinoid tidak disarankan untuk ibu hamil karena dapat menyebabkan cacatan fisik pada bayi. Mulai dari dari hidrosefalus atau penumpukan cairan di rongga otak, kelainan jantung, microcephaly, hingga mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan.
3. Hidrokuinon
Hidrokuinon biasa ditemui pada produk pencerah kulit. Bahan kimia ini digunakan untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi dan melasma.
Meskipun belum ada penelitian yang membuktikan bahaya hidrokuinon pada ibu hamil, namun daya serapnya yang cukup tinggi ke kulit dianggap dapat berpotensi membahayakan janin. Paparan hidrokuinon terhadap janin dalam jumlah tinggi atau jangka waktu lama dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan.
Oleh karena itu, kamu bisa menggunakan alternatif bahan aktif lain untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi selama kehamilan. Misalnya dengan menggunakan skincare yang mengandung asam azelat, kojic acid, atau licorice extract karena bahan-bahan tersebut telah terbukti lebih aman.
4. Phthalates
Phthalates merupakan kandungan pada produk skincare yang bisa ditemukan pada parfum dan sampo. Penggunaan bahan kimia tersebut selama masa kehamilan dapat menyebabkan permasalahan pada perkembangan motorik bayi, misalnya dalam menggerakan anggota tubuh maupun kemampuan berbahasa. Itulah kenapa, skincare dengan phthalates tidak boleh digunakan pada ibu hamil.
5. Tetracycline
Tetracycline atau tetrasiklin merupakan salah satu kandungan skincare yang biasa ditemui pada obat jerawat. Minocycline dan doxycycline juga termasuk dalam jenis tetracycline.
Kandungan zat aktif tersebut ternyata berbahaya untuk ibu hamil. Efeknya dapat mengganggu proses pengerasan tulang dan gigi pada janin, serta bisa mengubah warna gigi susu bayi menjadi abu-abu atau cokelat kekuningan.
6. Oxybenzone
Oxybenzone merupakan bahan kimia aktif yang umumnya terkandung dalam sunscreen dan tabir surya. Meskipun penting untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari, oxybenzone masuk dalam daftar kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil.
Oxybenzone memiliki efek negatif yang mengganggu keseimbangan hormon alami selama masa kehamilan. Dampaknya berpotensi memengaruhi perkembangan janin dan kesehatan reproduksi secara keseluruhan. Sebagai gantinya, ibu hamil disarankan untuk memilih sunscreen dengan ingredients yang dianggap lebih aman, seperti zinc oxide atau titanium dioxide.
7. Benzoyl Peroxide
Benzoyl peroxide biasanya ditemukan pada produk skincare untuk mengatasi jerawat. Meskipun belum ada penelitian lebih lanjut terkait kandungan ini untuk ibu hamil, namun penggunaan benzoyl peroxide dalam jumlah banyak dianggap memiliki dampak negatif untuk janin. Oleh karena itu, dokter biasanya tidak menyarankan kandungan tersebut pada ibu hamil.
8. Diethanolamine
Diethanolamine (DEA) yang biasa ditemukan pada produk perawatan rambut, juga tidak boleh digunakan oleh ibu hamil. Bahan skincare ini memiliki turunan lainnya, seperti cocamide DEA, lauramide DEA, oleamide DEA. Diethanolamine memiliki dampak negatif, khususnya dalam perkembangan otak janin dan risiko keguguran, sehingga tidak disarankan untuk ibu hamil.
Demikian, delapan kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil. Memperhatikan kandungan skincare yang digunakan tidak hanya penting untuk ibu hamil, namun juga janin di dalam kandungan.
Selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan atau spesialis kulit untuk mendapatkan rekomendasi produk skincare yang cocok digunakan saat masa hamil, ya.