Perubahan suasana hati menjadi marah dan kesal bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Kamu pun dapat mengalami fluktuasi emosi tanpa pertanda apa pun dan jadi uring-uringan sepanjang hari.
Nah, kalau ditanya penyebabnya pun, jawabannya sangatlah luas dan cenderung karena faktor sikap atau perilaku eksternal. Padahal, tahukah kamu bahwa sebenarnya rasa mudah murah juga bisa disebabkan kondisi fisikmu sendiri? Nah berikut Popbela ulas faktor medis penyebab kamu jadi lebih mudah marah.
1. Kurang tidur
Menurut Steven Lamm MD, profesor sekaligus direktur Tisch Center for Men's Health di NYU Langonre Medical Center, tidur merupakan kunci penting untuk kesehatan mental yang ideal. Karena itu, saat tidurmu kurang dari tujuh hingga sembilan jam maupun kurang berkualitas, kamu pun akan jadi mudah lelah dan tidak stabil secara emosional.
2. Kecanduan kafein
Masih menurut dr. Lamm, kafein merupakan bahan kimia yang memiliki pengaruh sangat kuat terhadap otak dan membuatmu merasa awas serta terjaga. Ketika terbiasa dengan asupan kafein, maka ketika tak mengonsumsinya kamu pun jadi mudah lelah dan suasana hati pun ikut uring-uringan.
3. Hipertiroidisme
Kalau kelenjar tiroidmu memproduksi hormon secara berlebih, salah satu hal yang akan kamu rasakan adalah berkeringat berlebihan dan jantung berdebar lebih cepat. Dr. Lamm mengatakan bahwa kondisi ini akan membuatmu tidak nyaman dan ketidaknyamanan akan membuatmu juga jadi lebih cepat merasa kesal dan terganggu.
4. Ketergantungan alkohol dan narkotika
Dr. Lamm mengatakan bahwa ketergantungan terhadap alkohol dan narkotika juga bisa menjadi faktor penyebab emosi yang fluktuatif. Alkohol dan narkotika dapat meningkatkan level dopamin secara instan sehingga ketika mengonsumsinya, kamu pun akan dengan cepat merasa lebih baik dan tenang. Kendati demikian, sensasi ini hanya bersifat sementara sehingga ketika efeknya habis, kamu pun akan kembali memiliki suasana hati yang buruk.
5. Rasa sakit kronis
Coba diingat-ingat lagi, saat sedang mengalami rasa sakit atau nyeri pada bagian tubuh, kamu jadi lebih mudah marah, kan? Dr. Lamm menjelaskan alasan di balik situasi ini adalah karena kebanyakan orang tidak ingin mengakui bahwa mereka sedang kesakitan, sehingga marah-marah jadi pelampiasannya.
6. Gangguan PMS
Bagi wanita, PMS sebelum haid adalah hal yang cukup normal dan kerap dijadikan alasan mengapa jadi lebih emosional. Namun, bila PMS ini terjadi lebih dari seminggu, dr. Lamm melihatnya sebagai kemungkinan PMDD. PMDD adalah gangguan PMS yang lebih intens dan disebabkan oleh variasi hormon.
Sekali lagi, rasa marah, kesal, atau uring-uringan adalah sesuatu yang wajar dan bisa dialami siapa pun. Namun kalau berlangsungnya sudah cukup lama, coba cari tahu dulu faktor penyebabnya, ya!
7. Demensia
Jeffrey Deitz MD dari Frank Netter School of Medicine di Quinnipiac University menjelaskan bahwa demensia juga bisa jadi salah satu penyebab mudah marah. Ketika mulai melupakan hal-hal kecil seperti percakapan yang baru saja terjadi, di mana meletakkan kunci, dan sebagainya, secara alami kamu pun jadi lebih mudah frustrasi. Nah, rasa frustrasi ini kerap dimanifestasikan seperti kesal atau marah-marah.
8. Depresi ringan
Menurut dr. Deitz, depresi memiliki banyak tingkatan mulai dari yang bersifat sementara dan wajar dalam kehidupan sehari-hari hingga yang parah sampai merusak hidup seseorang. Depresi ringan biasanya tidak akan sampai semengganggu depresi klinis, tetapi umumnya membuatmu jadi lebih pesimis dan gampang marah.
9. Gangguan kecemasan
Seseorang dengan gangguan kecemasan akan terus menerus merasa khawatir dengan banyak hal dalam hidupnya. Seperti yang dijelaskan dr. Deitz, bila dalam kondisi ini kamu pun selalu berada dalam kondisi yang 'awas' sehingga jadi lebih mudah terkejut. Bahkan seperti contoh, ketika seseorang tiba-tiba menepuk pundakmu, bukan tidak mungkin kamu akan sampai menjerit karena kaget dan terlalu 'siaga'.
10. Gagal jantung
Individu dengan gagal jantung akan merasa lelah dan seringnya, aliran darah ke otak yang menjadi pusta kontrol emosi pun akan terganggu. Dr. Deitz pun menjabarkan bahwa apa pun yang mengganggu aliran darah ke otak terutama bagian lobus frontal akan menyebabkan seseorang jadi mudah marah.
11. Pil diet
Dr. Deitz mengungkapkan bahwa fluktuasi suasana hati juga dapat dipicu oleh apa yang dikonsumsi oleh individu tersebut. Pun termasuk pil diet yang membuat metabolisme jadi lebih aktif, tetapi justru membuatmu lebih berkeringat dan merasa cemas. Dampaknya, tentu saja, emosi pun jadi tak stabil dan membuatmu jadi lebih mudah marah-marah.
12. Obat-obatan tertentu
Masih terkait dengan pil dan obat-obatan, dr. Deitz juga menyatakan bahwa beberapa resep dokter bisa juga menyebabkan perubahan mood. Seperti contoh yang paling umum, obat-obatan untuk penyakit alergi dan asma dapat menjadi faktor pemicu rasa uring-uringan.
13. Gangguan kepribadian narsis
Individu yang narsis selalu menilai sangat tinggi kepentingannya sendiri dan cenderung selalu membicarakan diri sendiri. Seperti kata dr. Deitz, bila orang lain tak memberikan perhatian terhadap dirinya, bukan tak mungkin dia akan meledak.
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan di laman IDN Times dengan judul "Mudah Merasa Marah? Mungkin 13 Faktor Medis Ini Penyebab Kamu Emosian"