Berteman dengan titik terendah dan kehilangan, mungkin berat untuk beberapa orang. Namun, bukan berarti tidak bisa. Festival Pulih 2021 by Popbela.com menghadirkan sosok pulih Dira Sugandi, yang blak-blakan tentang kondisi mentalnya, bagaimana ia berteman dengan titik terendah, hingga akhirnya menemukan dirinya yang baru dan melalui perjalanan spiritual yang baru.
Pada Kamis (25/11/2021), melalui YouTube channel dan Instagram Live Popbela, Dira Sugandi tak segan membagikan bagaimana melalui masa sulit di hidupnya.
Momen itu adalah ketika kehilangan ayah, saat ia harus bekerja di luar negeri menjadikan dirinya amat dilema. Salutnya, ia tidak terpuruk dalam kesedihan, namun menjadikan momen tersebut sebuah hal yang disyukuri. Berikut rangkuman cerita Dira Sugandi.
Kaget dan bertanya-tanya saat kehilangan ayahnya
Pada Februari 2020 lalu, Dira harus kehilangan ayah terkasihnya saat ia bekerja di negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Awalnya, ia tidak menyangka akan ditinggal sang ayah berpulang. Tentu rasa sedih dirasakan, berada di titik terendah pun bisa dikatakan seperti itu. Banyak pertanyaan yang muncul dan dilema pun timbul.
Merupakan seorang yang sangat sensitif
Dira mengakui bahwa dirinya adalah seorang yang sangat sensitif. Ia memiliki rasa empati tinggi pada orang lain, mudah merasakan energi di sekitar dan tak suka berada di situasi yang kacau atau tidak terkendali.
Lagi, ia bertanya mengapa dirinya begitu dan mungkin hingga saat ini dirinya yang seperti itu masih ada. Dira kembali bercerita bahwa ia menemukan ternyata hal itu bukanlah dirinya, tetapi terjadi karena pengalaman hidup yang ia jalani, baik penolakan, trauma maupun hal lainnya.
Menemukan self-awareness dan pengalaman spiritual yang mengubah hidupnya
Proses pulih memang tak mudah, Dira pun sama. Namun, ia lebih melihat apa yang di hadapannya sekarang. Ia dapat lebih memahami dirinya dan apa yang ia dapatkan, sehingga ia pun dapat membagikan pengalamannya kepada orang lain.
Dari titik terendahnya kehilangan sang ayah, Dira akhirnya dapat menerima semuanya. Ia memaknai waktu ketenangan yang diberikan kepadanya oleh Tuhan, sehingga bisa menerima semua hal menyesakkan yang ia alami.
Ia menganggap semua proses yang dijalani, setiap pengalaman yang dilalui di masa lalu, baik enak atau tidak enak tidak akan kekal dan menggunakan itu sebagai pembelajaran. Di saat mentalnya sedang diuji itu, di saat ia kehilangan, ia justru menemukan kedamaian yang luar biasa, dan ia menyadarinya bahwa itu adalah pemberian Tuhan.
Setiap nafas yang keluar dari hidungnya, suara indahnya adalah pemberian Tuhan dan ingin selalu digunakan untuk memberi manfaat untuk orang sekitar. Ini bahkan berdampak para kariernya dan tujuannya.
“Di saat gua perform atau nyanyi, gua merasakan kehadiran Tuhan di situ, di tempat itu,” kata Dira.
Embrace and cherish every moment
Dira selalu menekankan untuk embrace (merangkul) dan cherish (menghargai) setiap momen yang ada dalam hidup. Baik itu susah, sedih, senang, suka. Mensyukuri apa yang ia miliki dan semua momen yang ia jalani.
Menerima semuanya dan meyakini bahwa Tuhan tak akan memberikan cobaan kepada kita melebihi batas kekuatan kita. Setiap pengalaman dijadikan refleksi untuk lebih baik lagi ke depannya. Ia juga menyakini bahwa rencana Tuhan telah tersedia bagi setiap kita.
Banyak tips menarik, informatif dan mengiinspirasi dari Dira Sugandi, lho, Bela. Untuk cerita selengkapnya, bisa langsung saksikan di YouTube channel Popbela, ya! Nantikan pula beragam talk show dengan sosok pulih inspirational lainnya di YouTube atau Instagram Popbela dalam Festival Pulih by Popbela.