Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Baringin De Samakto Sitompul, SpPD
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Saat seseorang terkena virus ini, maka sistem kekebalan tubuh tidak mampu memberikan perlindungan terhadap berbagai jenis virus.
Maka dari itu, orang dengan HIV yang tidak diobati akan rentan terhadap infeksi, penyakit, maupun gangguan kesehatan lainnya. HIV bisa berkembang dalam beberapa tahap, mulai dari infeksi akut, kronis, hingga AIDS.
Meski umumnya gejala HIV sama untuk pria maupun wanita, tetapi ada sejumlah ciri-ciri HIV pada pria yang bisa kamu waspadai berikut ini.
1. Ulkus penis kronis
Ciri-ciri HIV pada pria yang pertama adalah ulkus penis kronis. Kondisi ini merupakan luka yang ada di mulut penis dan berlangsung hingga lebih dari satu bulan lamanya.
Ulkus penis tersebut merupakan respons dari imun yang lemah pada pria penderita HIV. Jika dibiarkan, maka luka pada penis tersebut bisa meluas.
Dalam studi yang dilakukan di negara maju pada tahun 2017, agen etiologi yang paling sering ialah Treponema Pallidium atau HSV tipe 1 dan 2.
Adapun adanya lesi herpes genital bisa terbukti meningkatkan penularan HIV. Bukan hanya itu saja, lesi herpes genital juga bisa meningkatkan viral load HIV dan perkembangan penyakit pada orang yang terkena.
2. Ulkus dubur
Kondisi ini merupakan luka yang muncul di dalam dubur. Ulkus dubur biasanya disebabkan oleh penularan herpes simplex virus tipe 2 (HSV-2) yang sering kali merupakan tanda pertama HIV. Ulkus dubur tersebut bisa berkembang dari seks anal.
Seseorang yang mengalami luka pada dubur akan merasakan gatal, nyeri, terbakar, bahkan sampai pendarahan yang tidak nyaman. Jika dibiarkan, luka pada dubur itu pun membuat buang air besar menjadi tidak nyaman sehingga banyak yang mengalami sembelit.
Tak hanya itu saja, dubur merupakan tempat yang mengandung banyak bakteri. Jika luka pada dubur terinfeksi oleh bakteri, maka infeksi sekunder mungkin bisa terjadi.
3. Peradangan rektum
Peradangan rektum bisa menjadi ciri-ciri HIV pada pria selanjutnya. Kondisi ini disebut juga dengan proktitis yang merupakan peradangan pada lapisan rektum. Bagi yang belum mengetahui, rektum merupakan tabung yang terhubung ke ujung usus besar yang dilewati oleh feses saat keluar dari tubuh.
Seseorang dengan HIV umumnya mengalami masalah peradangan rektum yang ditunjukkan dengan gejala:
- Nyeri saat buang air besar
- Keluar darah dari dubur
- Sisi kiri perut terasa sakit
- Diare
- Merasa ingin terus buang air besar
- Perasaan penuh di rektum.
4. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi cukup sering terjadi pada pria dengan HIV, bahkan jika mereka sudah memiliki kontrol virus yang baik. Kondisi ini merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual.
Kurang lebih sekitar 67 persen pria dengan HIV akan mengalami disfungsi ereksi beberapa derajat lebih tinggi daripada pria umumnya. Penyebab dari disfungsi ereksi tersebut antara lain adalah kecemasan, kadar testosteron yang rendah, maupun redistribusi lemak abnormal terkait HIV. Semua itu bisa menjadi penghambat kemampuan untuk mencapai ereksi.
5. Ginekomastia
Ciri-ciri HIV pada pria selanjutnya adalah ginekomastia yang merupakan pembesaran jaringan kelenjar di salah satu atau kedua payudara. Ternyata, ginekomastia bisa terjadi pada pria yang positif HIV dengan hipogonadisme.
Hipogonadisme ialah kondisi di mana kelenjar seks yang disebut dengan gonad menghasilkan lebih sedikit hormon seks. Ginekomastia bisa terjadi karena HIV bisa merusak fungsi sistem endokrin yang mengatur produksi hormon pada pria. Selain itu, kondisi ini juga sering kali disertai dengan hilangnya libido.
6. Disuria
Disuria adalah rasa sakit atau terbakar yang muncul saat buang air kecil. Kondisi ini sering menjadi tanda adanya infeksi menular seksual atau radang kelenjar prostat (prostatitis). Namun, disuria juga bisa disebabkan karena infeksi bakteri.
Gejala yang mungkin muncul pada orang yang mengalami prostatitis antara lain:
- Urin keruh atau berdarah
- Sakit saat ejakulasi
- Frekuensi buang air kecil meningkat
- Nyeri pada kandung kemih, penis, atau testis
- Nyeri di punggung bawah, perut, atau selangkangan.
7. Nyeri saat ejakulasi
Perasaan tidak nyaman yang ringan sampai parah selama atau setelah ejakulasi disebut dengan disorgasmia atau orgasmalgia. Kondisi ini bisa menjadi ciri-ciri HIV pada pria. Rasa sakit yang muncul biasa terjadi pada skrotum, penis, maupun area perineum atau perianal.
Jika dibiarkan, maka nyeri saat ejakulasi bisa berdampak negatif pada kehidupan seks secara keseluruhan. Nyeri saat ejakulasi tersebut terjadi karena infeksi menular seksual yang tidak diobati, termasuk pada HIV. Namun, terapi antiretroviral bisa mengurangi gejala dan menurunkan kemungkinan penularan virus pada orang lain.
8. Nyeri dan pembengkakan testis
Jika HIV sudah akut, tanda lain yang membedakan pada pria adalah jenis gejalanya yang bisa berkembang. Apalagi jika ada infeksi menular seksual yang menyertainya.
Nyeri dan pembengkakan testis bisa menandakan seseorang mengalami klamidia atau gonore. Dalam kondisi tersebut, epididimis atau tabung yang menyimpan dan mengangkut sperma pada testis meradang. Orkitis (pembengkakan testis) atau epididimitis (pembengkakan epididimis) pun bisa terjadi.
9. Berkeringat pada malam hari
Dalam 2-4 minggu pertama setelah terinfeksi HIV, ciri-ciri HIV pada pria adala berkeringat pada malam hari. Tanda ini merupakan tahapan pertama infeksi yang disebut dengan tahap akut. Kemudian selama infeksi HIV akut, virus dapat berkembang biak dan menyebar ke tubuh.
Virus tersebut menargetkan sel kekebalan tertentu dan membunuhnya. Akibatnya pada orang dengan HIV akut, mereka sering mengalami gejala yang mirip dengan flu. Darah mereka pun mengandung virus dalam jumlah besar. Orang dengan HIV fase akut ini akan mudah menularkan virusnya.
Namun, beberapa orang dengan HIV mungkin tidak mengalami gejala apa pun pada fase akut ini. Gejala itu mungkin tidak berkembang sampai ke fase selanjutnya dari infeksi HIV.
Akan tetapi perlu untuk diketahui, berkeringat malam saat HIV hampir selalu disertai dengan gejala lainnya. Gejala yang dimaksud antara lain adalah demam, penurunan berat badan, diare, pembesaran kelenjar getah bening, dan nyeri sendi. Jadi, keringat malam bukan satu-satunya gejala yang muncul pada orang dengan HIV.
10. Gairah seks rendah
Terakhir, gairah seks rendah merupakan tanda dari hipogonadisme. Hipogonadisme merupakan kondisi di mana testis tidak menghasilkan cukup hormon seks atau testosteron. Kondisi tersebut berkaitan dengan HIV.
Beberapa tanda hipogonadisme:
- Disfungsi ereksi
- Kelelahan
- Depresi
- Infertilias
- Pertumbuhan jaringan payudara
- Pertumbuhan rambut di tubuh lebih sedikit.
Itu dia ciri-ciri HIV pada pria yang perlu diwaspadai. Selain gejala di atas, ada pula gejala umum lainnya yang bisa muncul pada pria maupun wanita.
Gejala tersebut di antaranya ada demam, ruam pada tubuh, hingga nyeri sendi. Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala di atas, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, ya!
Referensi:
Kieselova, Katarina, Felicidade Santiago, dkk. “Chronic penile ulcer as the first manifestation of HIV infection.” BMJ Case Reports, 7 Agustus 2017, bcr-221604.
Verywell Health. Diakses pada Juli 2024. Signs and Symptoms of HIV in Males.
WebMD. Diakses pada Juli 2024. HIV Symptoms in Men.
Medical News Today. Diakses pada Juli 2024. Signs and symptoms of HIV in males.
HIV.gov. Diakses pada Juli 2024. Symptoms of HIV.