Saat libur panjang, kamu akan menghabiskan waktu dengan menonton film hingga larut malam yang natinya akan berpengaruh pada jam tidurmu. Saat mulai masuk kuliah atau kerja, kamu cenderung lebih sulit untuk tidur dan bangun tepat waktu karena pola tidurmu yang sempat terganggu menjadi dispilin karena adanya tekanan pada dirimu untuk tidak terlambat.
Namun setelah 1 minggu berlalu, pola tidurmu kembali normal dan kamu pun akan lebih mudah untuk bangun pagi. Tidak hanya jam tidur yang menjadi inti masalah, namun aktivitas yang kamu lakukan juga bisa berpengaruh pada kinerja tubuh bahkan pada kesehatan dan emosimu. Fenomena ini sangat erat kaitannya dengan body clock.
Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan body clock, kamu perlu mengenal istilah circadian rhythm atau biasa dikenal dengan jam biologis yang berjumlah 24 jam. Beberapa kondisi seperti tidur larut malam, jet lag dan bekerja shift di malam hari teryata dapat menyebabkan bergesernya jam biologis sehingga pola tidurmu tidak normal. Kebiasaan ini dapat meningkatkan bobot tubuh bahkan memiliki risiko terserang diabetes, karena kamu cenderung mengonsumsi makanan rendah nutrisi di malam hari.
Secara singkat, body clock merupakan aktivitas yang terjadi dalam tubuh sehingga dapat mempengaruhi fungsi organ dan hormon. Hormon melatonin yang berfungsi sebagai pengontrol tubuh saat tidur erat kaitannya dengan proses produksi hormon insulin yang memiliki fungsi sebagai penangkal diabetes. Kurangnya waktu tidur di malam hari dapat menghambat produksi hormon insulin dalam tubuh.
Cahaya matahari yang masuk melalui mata setiap harinya ternyata ampuh dalam menjaga jam biologis untuk tetap normal. Bila kamu berada di ruangan yang gelap selama seharian tanpa terkena cahaya matahari, maka akan menjadikan jam biologismu cenderung lebih panjang hingga 25 jam. Menurut para peneliti, kinerja otak dapat berpengaruh pada masalah jantung lebih sering dari pagi hingga sore. Melakukan pengecekan tekanan darah pada malam hari dianggap efektif dalam menjaga jam biologis.
Perlu diwaspadai bahwa terlalu sedikit atau terlalu banyaknya waktu tidur merupakan salah satu pemicu gejala depresi. Hubungan antara body clock dengan mood terjadi karena bahan kimia di dalam otak yang disebut dengan serotonin ini dapat membantu memperbaiki suasana hati. Jumlah serotonin dapat kamu tingkatkan dengan dengan melakukan aktivitas di siang hari.
Manfaat memerhatikan body clock nyatanya jauh lebih penting dari yang selama ini kamu bayangkan. Aktivitas dan waktu istirahat harus tetap seimbang agar tubuh dan pikiranmu tetap fit. Jauhkan pikiran negatif yang justru dapat membuat mood tidak stabil sehingga efeknya akan memperburuk kesehatan.