Mengikuti ajang pencarian bakat X Factor di tahun 2013 silam membuat nama Shena Malsiana dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Suaranya yang powerful dan khas serta penghayatan lagu yang dalam rupanya masih sulit dilupakan. Bahkan, meski sudah 6 tahun berlalu, lagu berjudul Creep yang sempat dibawakannya di atas panggung masih dianggap sebagai salah satu song cover terbaik untuk lagu dari Radiohead tersebut dan paling membekas di hati para penikmat musik.
Nggak sedikit yang bertanya, “Ke mana Shena sekarang?” mengingat kini Shena lebih aktif tampil di acara off air. Sempat menyumbangkan suara merdunya sebagai penyiar radio, perempuan berkacamata ini nyatanya sempat punya pengalaman yang kurang menyenangkan. Walau memiliki talenta, dirinya pernah dipandang sebelah mata oleh sebagian orang karena ukuran tubuhnya. Shena pun nggak ragu untuk berbagi pengalaman pribadinya kepada Popbela dalam pemotretan #IAMREAL poWerpuff Beauty Issue.
Tanggapannya terhadap RUU Permusikan
Sebagai seseorang yang aktif dalam dunia tarik suara, Shena peduli dengan isu yang sempat ramai diberitakan, yaitu RUU Permusikan. Nggak sedikit musisi yang meminta RUU tersebut direvisi karena mengandung pasal-pasal yang merugikan mereka sebagai pencipta karya seni. Shena pun nggak ketinggalan mendukung para musisi untuk mendesak adanya perubahan. Perempuan yang kini tengah sibuk mempersiapkan mini album tersebut menganggap bahwa karya seni nggak bisa diukur dengan uji kompetensi. “Aneh seperti kita diakui sebagai pemusik, kita harus ada sertifikat,” tuturnya.
Ketika banyak mata tertuju pada satu hal
Meski suara menjadi modal utama bagi seorang penyanyi, nyatanya penampilan juga menjadi faktor penunjang, apalagi jika sering tampil di atas panggung. Kemudahan seseorang untuk berkomentar masalah penampilan di dunia maya umumnya memberikan tekanan tersendiri bagi seseorang. Namun faktanya hal tersebut bukan menjadi masalah utama dalam perjalanan hidup Shena.
Justru, Shena sempat sedih ketika orang-orang terdekatnya juga bersikap sama. Ia sempat down karena mereka yang seharusnya bisa menjadi support system yang kuat dalam hidupnya ini malah membuatnya gerah. Meski sulit menahan pedih di hati, Shena perlahan mencoba memahami bahwa ada alasan di balik itu semua. Obesitas yang dialaminya membuat tekanan darahnya selalu tinggi dan memaksanya untuk terus mengonsumsi obat-obatan. Sama sekali bukan gaya hidup yang diinginkan banyak orang.
Mengubah pola hidup
Keinginan untuk hidup sehat pun muncul. Akhir tahun 2017 menjadi titik awal Shena memulai program dietnya. Pernah mencoba berbagai jenis diet, Shena lalu mencoba diet keto dan bobotnya turun sebanyak 25 kilogram dalam waktu 6 bulan. “Jadi aku nggak makan pagi. Aku puasa dari jam 6 sore sampai jam 12 siang hari besoknya. Aku cuma makan 2 kali dari jam 12 siang dan sekitar jam 5. Aku nggak boleh makan karbohidrat dan sayur. Aku cuma boleh makan makanan yang high fat kayak kulit ayam, daging-dagingan.”
Walau sukses menurunkan bobot tubuhnya dalam waktu singkat, rupanya diet jenis ini kurang disukai Shena. Ia merasa tubuhnya membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang, termasuk sayur. Ia juga pernah berolahraga dengan intensitas yang berat sehingga mengalami defisit kalori. Sempat jenuh dan khawatir dengan tubuhnya, Shena akhirnya berhenti menerapkan diet keto dan lebih memilih mengganti gaya hidupnya dengan lebih sehat dan seimbang serta nggak lupa memasukkan olahraga di dalamnya. Perempuan kelahiran 14 Oktober 1991 ini juga anti mengonsumsi obat pelangsing dan lebih suka dengan proses yang lebih alami.
Self-love is a must!
Sebagian besar orang yang memutuskan untuk diet memiliki motif yang sama, yaitu ingin terlihat lebih kurus. Segala cara pun rela diambil, mulai dari diet ketat, olahraga ekstrem hingga mengonsumsi obat yang diyakini bisa mengurangi lemak di tubuh. Kalau bisa, bentuk tubuh ideal ini harus segera didapatkan dalam waktu singkat. Namun berbeda dengan Shena. Menjaga asupan gizi, olahraga dan istirahat yang cukup, Shena sama sekali nggak terobsesi ingin menjadi kurus. Setelah berdamai dengan diri sendiri, 70 kilogram dirasa menjadi bobot yang ideal baginya.
“Menurut aku standar kecantikan itu nggak harus kurus. Banyak yang beratnya 60-75 kg tapi cantik banget. It’s okay kalau kamu mau punya badan kayak model Victoria’s Secret, itu oke banget dan pencapaian yang baik. Cuma bukan berarti kalau gue mau 70 kg gue salah, dong. Gue mau diet segitu dan gue dietnya alami nggak ada masalah. Kecuali gue 70 kg tapi obat-obatan atau muntahin makanan.” Ketika kamu merasa nyaman dengan diri sendiri, maka kecantikanmu sudah terpancar.
Role model dalam hidup Shena
Kesuksesan Shena dalam menurunkan berat tubuhnya mengundang decak kagum sekaligus tanya dari banyak orang, termasuk bagaimana cara ia melakukan diet. Namun perempuan berzodiak Libra ini mengerti bahwa setiap orang memiliki sistem yang berbeda-beda pada tubuhnya sehingga diet yang ia terapkan belum tentu menghasilkan efek yang sama pada orang lain.
Salah satu cara efektif untuk mencapai apa yang kita inginkan adalah mencari role model yang tepat. Shena sendiri sangat mengagumi sosok Ashley Graham, model plus size asal Amerika yang selalu tampil penuh percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Wajahnya sering muncul di berbagai sampul majalah ternama seperti Vogue, Harper’s Bazaar, Glamour dan ELLE. Ia berhasil membuktikan bahwa ketika kamu bisa berdamai dan mencintai dirimu sendiri, maka kecantikanmu akan terpancar. Pada akhirnya, semua orang tertuju pada kepribadian dan pesona yang kamu punya.
Photo credit:
Photographer: Ila Schaffer
Makeup & Hair: Kay Mori, Yuliyana Lesmana, Elly Sitompul
Stylist: Nisya Wiliardi
Fashion Editor: Michael Richards
Wardrobe: Wilsen Willim (dress & obi)