Kebanyakan orang sudah mengetahui faktor risiko serangan jantung, seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi dapat meningkatkan risiko. Juga, perilaku merokok dan gaya hidup yang tidak aktif. Tetapi, yang tidak banyak diketahui, ternyata beberapa aktivitas juga dapat memicu serangan jantung, khususnya bagi individu dengan risiko penyakit jantung.
Berikut ini beberapa aktivitas yang perlu diwaspadai karena dapat memicu serangan jantung.
1. Kecemasan yang akut
Dalam studi yang dipublikasikan di European Heart Journal: Acute Cardiovascular Care, ditemukan bahwa kecemasan akut juga dikaitkan dengan risiko serangan jantung 9,5 kali lebih besar dua jam kemudian. Ini kemungkinan besar karena adanya peningkatan detak jantung, tekanan darah, pengetatan pembuluh darah, dan peningkatan pembekuan, yang semuanya terkait dengan pemicu serangan jantung.
Untuk itu, setiap individu yang berisiko mengalami serangan jantung secara proaktif harus menghindari aktivitas yang memicu kecemasan dan kemarahan, serta mencari pelatihan pengurangan stres untuk membatasi respons kemarahan dan kecemasan.
2. Marah tak terkendali
Sebuah studi dalam European Heart Journal: Acute Cardiovascular Care yang melibatkan 313 pasien serangan jantung menemukan bahwa serangan jantung 8,5 kali lebih mungkin terjadi dua jam setelah serangan kemarahan yang intens. Sebagai gambaran, kemarahan yang memicu serangan jantung adalah kemarahan yang sudah tidak terkendali, sudah mengepalkan tangan siap meninju, melempar benda-benda, dan mungkin telah melukai diri sendiri atau orang lain.
Mengenai penyebab ledakan amarah ini, para peneliti mencatat bahwa sebanyak 42 persen berasal dari pertengkaran, paling sering dengan anggota keluarga. Kemudian, kemarahan dari pekerjaan atau mengemudi setara dengan 14 persen. Selain itu, dari mereka yang mengalami serangan jantung akibat amarah, mereka semua memiliki setidaknya satu faktor risiko kronis seperti diabetes atau merokok, dan pernah mengalami serangan jantung setidaknya sekali sebelumnya.
Karenanya, peneliti menyarankan agar orang yang merokok, memiliki tekanan darah tinggi, atau kolesterol tinggi menyusun strategi untuk mengendalikan emosi mereka.
3. Olahraga berlebihan
Olahraga secara teratur tidak hanya membuat kamu mendapatkan tubuh yang ideal, tapi juga melindungi jantung dalam jangka panjang. Akan tetapi, melakukan olahraga secara berlebihan bisa berbahaya. Menurut laman WebMD, sekitar 6 persen serangan jantung dipicu oleh upaya fisik yang ekstrem.
Jadi, meskipun kamu mungkin menjadi bersemangat olahraga setelah merasakan manfaatnya untuk meningkatkan kesehatan dan menghilangkan stres, sangat penting untuk tidak melakukannya secara berlebihan.
4. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual juga dapat memicu sarangan jantung pada individu berisiko tertentu. Sebuah meta-analisis dalam jurnal JAMA yang menganalisis sebagian besar laki-laki berusia 50-an dan 60-an menemukan bahwa seks dikaitkan dengan peningkatan risiko relatif serangan jantung 2,7 dibandingkan dengan periode ketika para peserta tidak berhubungan seks.
Untungnya, para peneliti menggambarkan jumlah serangan jantung akibat seks sebagai "sangat kecil", atau kurang dari satu persen dari semua serangan jantung. Ini dikarenakan aktivitas seks biasanya berlangsung dalam waktu singkat, dan bagian paling berbahaya bagi orang dengan penyakit arteri koroner yang sudah ada sebelumnya adalah ketika tekanan darah dan tekanan jantung meningkat secara signifikan selama orgasme, yang hanya berlangsung di antara 10 sampai 15 detik.
Untuk meminimalkan risikonya, para ahli dari American Heart Association merekomendasikan agar individu yang berisiko berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menstabilkan kesehatan jantung. Selain itu, meningkatkan olahraga teratur juga dapat membantu.
5. Makan terlalu banyak
Makan besar bisa sangat berbahaya bagi individu yang memiliki risiko gangguan jantung. Peneliti dari US Department of Veterans Affairs menemukan bahwa orang yang berisiko memiliki penyakit jantung empat kali lebih mungkin mengalami serangan jantung dua jam setelah makan besar. Hasil tersebut didapatkan setelah peneliti bertanya pada 1.986 pasien tentang makanan yang dikonsumsi pada hari-hari menjelang serangan jantung. Kemudian diketahui bahwa 158 makan makanan yang luar biasa berat dalam waktu 26 jam, dan 25 di antaranya makan makanan besar dua jam sebelum terkena serangan jantung.
Makanan berat dapat mempengaruhi tubuh dalam beberapa cara untuk memicu serangan jantung. Menurut Science Daily, ini karena aktivitas makan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Teori lain mengimplikasikan asam lemak dari makanan yang memasuki aliran darah, atau peningkatan insulin yang dapat menyempitkan arteri koroner.
Hal ini pula yang menjadi alasan beberapa orang mengalami serangan saat tengah makan atau setelah makan di restoran Heart Attack Grill yang terkenal karena menyajikan burger 10.000 kalori dan yang sejenisnya.
6. Konsumsi alkohol
Serangan jantung juga bisa dipicu oleh penyalahgunaan narkoba atau alkohol. American Heart Association menyatakan bahwa terlalu banyak konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar trigliserida dan tekanan darah, serta menyebabkan orang makan terlalu banyak. Faktor risiko ini dapat menyebabkan penyakit jantung dan kematian jantung mendadak.
Disclaimer: Artikel ini sudah diterbitkan di laman IDN Times dengan judul "Patut Diwaspadai, Ini 6 Aktivitas yang Bisa Memicu Serangan Jantung"