Kesehatan mental mulai menjadi perhatian publik beberapa tahun belakangan ini. Terapis dan psikolog bukan lagi menjadi tempat yang asing untuk dikunjungi ketika ada masalah. Stres dan kesendirian nggak lagi diabaikan dan dilihat sebagai tanda-tanda gangguan kesehatan jiwa. Orang-orang pun mulai terbuka untuk meminta bantuan untuk bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Meski kesadaran masyarakat sudah meningkat, masih banyak orang belum memahami gangguan kesehatan mental itu sendiri. Masih banyak yang salah mengartikan, bahkan memercayai hal yang belum tentu benar terkait penyakit itu. Melansir dari Psychology Today, ini adalah beberapa kesalahpahaman yang sering orang pikirkan tentang gangguan kesehatan jiwa.
Seseorang dengan fisik sehat bukan berarti nggak bebas dari gangguan kesehatan kecil, seperti terluka akibat jatuh atau kolestrol tinggi. Begitu pula pada jiwamu. Seseorang dengan jiwa yang sehat boleh jadi mengalami gangguan emosional. Kesehatan jiwa adalah sebuah kesatuan dan kamu bisa jatuh di spektrum mana pun. Bahkan jika kamu merasa sehat dan baik-baik saja, tetap ada kemungkinan jika kamu jiwa atau batinmu nggak 100% sehat.
Banyak yang menganggap jika mengidap gangguan kesehatan mental adalah salah satu bentuk kelemahan. Karena pemikiran itu, banyak orang yang merasa memiliki gangguan emosional memilih untuk tertutup dan berusaha terlihat baik-baik saja. Karena pemikiran itu pun, banyak yang berusaha mengklaim dirinya memiliki mental yang kuat. Faktanya, perlu diingat, kekuatan mental nggak sama dengan kesehatan mental.
Hanya karena seseorang mengidap penyakit jantung, bukan berarti dia nggak memiliki fisik yang kuat. Maka, hanya karena seseorang mengidap depresi, bukan berarti dia memiliki mental yang lemah. Kenyataannya, banyak orang dengan gangguan kesehatan jiwa memiliki kekuatan mental yang besar. Siapapun dapat memilih untuk membangun kekuatan mental yang baik, terlepas dari kondisi kesehatan jiwa yang ia alami.
Faktor seperti genetik dan trauma berperan besar sebagai salah satu penyebab munculnya gangguan mental. Namun, bukan berarti penyakit itu nggak bisa dicegah. Setiap orang memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesehatan mentalnya dan mencegah terjadinya gangguan yang lebih buruk. Mulai menjalani gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan, istirahat yang cukup, dan rutin berolahraga, adalah cara untuk meningkatkan kesehatan jiwa. Selain itu, menyingkirkan kebiasaan yang merusak mentalmu, seperti merenungkan kesalahan di masa lalu, dapat berdampak baik pada kesejahteraan mental.
Sayangnya, ketika berita tentang kasus kesehatan mental menjadi sorotan, kebanyakan tentang pelaku kekerasan atau pelaku pembunuhan yang didiagnosis mengalami gangguan mental. Karena pemberitaan seperti ini, nggak heran jika banyak yang menganggap kalau orang dengan gangguan kesehatan jiwa memiliki sikap kasar dan bermain kekerasan. Padahal, nggak semuanya seperti itu, Bela. American Psychological Association melaporkan kalau hanya 7,5% kejahatan terkait langsung dengan gejala penyakit kejiwaan. Sebagian besar kasus kriminal dilatarbelakangi alasan seperti kemiskinan dan pengaruh obat-obat terlarang.
Ada beberapa penyakit kejiwaan yang nggak bisa sembuh sepenuhnya, salah satu contohnya Schzophrenia. Namun sebagian besar lainnya dapat diobati dan sembuh. National Alliance on Mental Illness melaporkan kalau antara 70%-90% dari orang-orang yang mengalami gejala kesehatan mental dapat sembuh dengan kombinasi pengobatan terapi dan meditasi.
Gangguan kesehatan mental dapat disembuhkan, bahkan dapat dicegah. Ketika didiagnosis mengidap salah satu jenisnya, bukan berarti seseorang itu memiliki jiwa yang lemah. Ada banyak kesalahpahaman yang menyelimuti topik kesehatan kejiwaan atau mental. Sebelum memercayainya, kamu dapat menemui terapis atau psikolog untuk menemukan kebenarannya, Bela.
