Diet ketogenik sedang digemari masyarakat luas. Namun, pola makan ini seringkali mendapat pemahaman yang salah, artinya belum tentu menjadi diet yang cocok untuk sebagian orang, bahkan untuk kamu, Bela. Diet ini berkonsentrasi pada konsumsi lemak tinggi dan karbohidrat rendah. Memang terdengar mudah dan menyenangkan, namun bisa sangat menyulitkan. Berikut penjelasan selengkapnya!
Info Seputar Diet Ketogenik
Sejak tahun 1920-an, diet keto telah digunakan sebagai perawatan untuk anak-anak yang menderita epilepsi, dengan hasil yang berbeda-beda. Ada beberapa penelitian pendahuluan baru-baru ini untuk melihat diet ketogenik sebagai terapi potensial untuk kondisi neurologik seperti Alzheimer dan beberapa tipe kanker.
Diet keto yang fokus dengan membatasi makanan juga bisa berdampak pada overeatingi. Hal ini juga justru membuat orang yang menjalaninya terobsesi dengan karbohidrat dan gula.
Karena populer di media sosial, diet ketogenik terlihat sangat mudah dilakukan. Faktanya, kebanyakan orang justru sulit menjaganya untuk jangka panjang. Bahkan, nggak cocok untuk diet yang dijalani seumur hidup. dalam pandangan sebagian ahli, diet keto hanya untuk orang-orang yang makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan.
Diet keto bergantung pada level ketosis dalam tubuh. Jika kamu mengonsumsi karbohidrat lebih dari angka yang seharusnya, dietmu menjadi gagal.
Diet keto digunakan dalam dunia kesehatan untuk pasien dengan kondisi medis yang ekstrem sehingga membutuhkan diet yang juga ekstrem. Belum ada penelitian lanjut yang mengungkapkan kalau pola makan ini bisa diterapkan sebagai gaya hidup sehat. Jika seseorang ingin menjalani diet ketogenik, ahli gizi harus melihat gaya hidup, tujuan, dan komitmen pasiennya.
Sebelum memulai diet jenis apapun, ada baiknya mengubah cara pandangmu dulu. Apa yang menjadi motivasimu untuk menjalani diet tersebut? Jika kamu sudah yakin dengan keputusanmu, awali secara perlahan dan bertahap.
Jadi, jangan sekadar mengikuti tren. Pilih diet yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan tubuhmu, Bela!