Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. M. Yunus Haya, SpOG
Setiap perempuan mengalami menstruasi atau haid setiap bulannya. Menstruasi adalah kondisi di mana keluarnya darah yang berasal dari dinding rahim secara periodik dari vagina.
Menariknya, setiap perempuan mempunyai pengalaman pendarahan yang berbeda-beda saat menstruasi. Meski demikian, ada tolak ukur yang menjadi acuan bahwa darah saat menstruasi tersebut dalam kondisi normal.
Karakteristik darah haid yang normal didasarkan pada warnanya, durasi dan volume produksi darah, hingga kekentalannya. Selain itu, karakteristik ini juga bisa menjadi tolok ukur ciri-ciri darah haid yang tidak normal, lho.
Sebagai perempuan, informasi akan darah haid yang tidak normal penting untuk diketahui. Sebab apabila kamu mengalaminya, ini mengindikasikan tubuh membutuhkan perhatian bahkan perawatan medis.
Ciri-ciri darah haid yang tidak normal
Walau pengalaman menstruasi setiap perempuan berbeda-beda, selama periode konsisten serta tidak muncul rasa sakit, maka kamu tak perlu merasa khawatir. Tapi, apabila darah menstruasi terdapat perubahan pada siklus, tampilan, volume, dan karakteristik lainnya yang tidak biasa, kamu perlu waspada.
Sebab, darah haid yang tidak normal menjadi indikator masalah kesehatan tertentu. Contohnya adalah keguguran yang ditandai dengan pendarahan di luar periode menstruasi.
Berikut adalah ciri-ciri darah menstruasi yang tidak normal yang perlu kamu kenali sebagai perempuan.
1. Lambatnya siklus menstruasi
Dikutip dari Mayo Clinic, siklus menstruasi terjadi setiap 21-35 hari. Sementara periode waktu aliran darah haid bisa berlangsung 2—7 hari.
Saat awal masa pubertas, sering kali terjadi siklus panjang pubertas. Tapi seiring bertambah usia, durasi menstruasi justru cenderung memendek dan teratur tiap bulannya.
Tapi beda halnya, jika menstruasi terjadi di luar waku siklus menstruasi. Contohnya, pendarahan pada 60-90 hari kemudian setelah menstruasi terakhir. Ini menjadi ciri-ciri darah haid yang tidak normal.
Selain siklus haid yang tidak normal, lambatnya siklus menstruasi juga bisa menandakan kehamilan. Sebab, kehamilan bisa meningkatkan hormon karena implantasi sel telur yang mencegah dinding rahim luruh.
Penyebab lain yang mempengaruhi siklus menstruasi juga mencakup faktor gaya hidup dan penyakit. Sebut saja, diet tidak seimbang, stres, olahraga berlebihan, pemakaian pil KB hormonal, PCOS, hingga perimenopause.
2. Periode waktu haid yang terlalu panjang atau pendek
Normalnya, periode menstruasi tergolong normal bila terjadi sekitar 2—7 hari. Durasi menstruasi yang konsisten berarti siklus haid baik-baik saja dan tidak perlu dikhawatirkan.
Tapi, lain halnya jika durasi menstruasi malah mendadak berubah menjadi lebih singkat atau justru lebih panjang. Masa menstruasi yang mendadak pendek bisa menandakan adanya kehamilan atau faktor kontrasepsi hormonal.
Selain itu, darah haid yang tidak normal yang diikuti dengan gejala lain seperti rasa nyeri berlebih juga menjadi pertanda masalah kesehatan. Contohnya ketidakseimbangan hormon, fibroid, hingga polip.
3. Kram dan sakit berlebih
Sebuah hal biasa jika perempuan mengalami nyeri atau kram perut selama menstruasi, terutama pada 1—3 hari pertama pendarahan. Pada masa ini, tubuh mengeluarkan sisa jaringan rahim yang tidak digunakan untuk kehamilan.
Namun, kamu perlu waspada jika rasa kram dan nyeri berlebih atau dismenorea yang terlalu intens ini berlangsung lama terjadi selama menstruasi. Ini menjadi pertanda bahwa darah haid yang tidak normal, apalagi jika mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kondisi tersebut bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan. Contohnya, fibroid, endometriosis, adenomyosis, penyakit radang panggul (PID), hingga penyakit menular seksual (PMS). Penggunaan kontrasepsi hormonal juga menyebabkan kram hebat selama haid. Kalau kamu mengalaminya, konsultasikan pada dokter segera, ya.
4. Pendarahan di luar menstruasi
Pendarahan di luar periode menstruasi bisa saja terjadi, Bela. Penyebabnya karena perubahan kadar hormon oleh penggunaan kontrasepsi hormonal. Selain itu, adanya infeksi atau cedera juga dapat memicu pendarahan. Padahal, tidak sedang waktunya menstruasi.
Melansir Health Direct, ada beberapa penyebab yang memicu pendarahan di luar periode menstruasi:
- Endometriosis
- Polip
- Radang serviks
- Kelainan pada leher rahim atau rahim
- Fibroid
- Kehamilan ektopik atau tanda awal keguguran.
5. Volume pendarahan berat
Seperti disebutkan sebelumnya, setiap perempuan punya pengalaman menstruasi yang berbeda. Tak hanya jadwal dan rentang waktunya, hal ini juga mencakup volume pendarahan menstruasi.
Ada beberapa perempuan yang sering mendapatkan volume perdarahan berat, sehingga harus berulang kali mengganti pembalut. Namun, bila pendarahan terjadi lebih dari 7 hari juga bisa menjadi tanda menorrhagia, yaitu penyakit hormonal yang menyebabkan jumlah darah yang keluar berlebihan saat haid.
Dilansir dariCenters of Disease Control and Prevention, perempuan yang mengalami menorrhagia memiliki volume pendarahan yang berat, sehingga perlu mengganti pembalut hampir setiap 2 jam sekali.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa ada ciri-ciri darah haid yang tidak normal lainnya terkait volume pendarahan. Misalnya anemia, kelelahan, hingga sesak napas. Bila mengalaminya, segera cari bantuan medis, ya.
Kalau kamu mengalami salah satu ciri-ciri darah haid yang tidak normal di atas, segera kunjungi dokter, ya. Hal ini supaya kamu mendapatkan pemeriksaan lengkap untuk mengetahui pemicunya, serta mendapatkan perawatan yang tepat.
Referensi:
"Menstrual Cycle: What's Normal, What's not". Mayo Clinic. Diakses Desember 2024.
"About Heavy Menstrual Bleeding". Centers of Disease Control and Prevention. Diakses Desember 2024.
"Bleeding between Periods". Health Direct. Diakses Desember 2024.