Efek dari keputihan biasanya tidak menimbulkan sensasi yang mengganggu. Namun, dalam beberapa kasus, beberapa perempuan mengalami rasa gatal pada vaginanya akibat dari keputihan.
Apabila disertai gejala lain, keputihan bisa mengindentifikasikan adanya penyakit serius. Berikut beberapa penyebab keputihan yang bikin vagina gatal dan cara mengatasinya!
Penyebab keputihan yang membuat vagina gatal
Normalnya, keputihan berfungsi sebagai pembersih dan pelindung vagina. Namun, ada pula keputihan yang tidak normal, yang menandakan adanya penyakit pada vagina wanita dan mungkin anda mengalaminya tanpa sadar.
- Iritasi vagina
Pengaruh dari bahan-bahan kimia yang bersifat iritatif dapat menyebabkan iritasi pada vagina sehingga terasa gatal. Kondom, tisu basah, sabun, pembalut dan pembersih vagina menjadi produk- produk yang terdapat bahan kimia didalamnya.
- Infeksi jamur
Kandidiasis vagina atau dikenal dengan infeksi jamur merupakan penyebab vagina menjadi gatal. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang mengonsumsi antibiotik, sedang hamil, aktif berhubungan seksual, atau perempuan dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Selain menyebabkan rasa gatal, infeksi jamur dapat menimbulkan keluhan lain seperti vagina terasa perih dan keputihan.
- Penyakit menular seksual (PMS)
Gejala dari penyakit menular seksual, seperti vagina gatal, herpes, klamidia, trikomoniasis, dan gonore merupakan kondisi yang lebih beresiko terjadi pada orang yang sering berganti pasangan seksual dan tidak menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Nyeri atau perih di vagina, nyeri saat berhubungan intim, serta keputihan dengan bau yang tidak sedap mejadi gejala yang timbul selain rasa gatal pada penderita PMS.
- Vaginosis bakteri
Infeksi bakteri di vagina yang disebabkan oleh Vaginosis bakteri umumnya disertai dengan rasa perih serta keluarnya cairan dan bau tidak sedap dari vagina.
- Kanker Vulva
Kanker vulva memiliki gejala berupa vagina gatal, meski hal tersebut jarang sekali terjadi, kanker vulva juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti perdarahan, nyeri di vagina, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Lichen sklerosis
Gangguan kulit pada vulva yang dapat menyebabkan vagina gatal atau disebut lichen sklerosis. Lichen sklerosis sering kali dialami oleh wanita pada masa pasca menopause dan kondisi ini dapat menimbulkan bercak putih tipis.
Penyakit kulit lain, seperti eksim juga dapat menyebabkan vagina gatal.
Gejala lain yang perlu diwaspadai ketika mengalami vagina gatal
Iritasi dan vagina gatal dapat membaik dengan sendirinya. Namun, apabila keluhan tersebut menetap selama lebih dari 1 minggu kamu perlu waspada, atau disertai keluhan lain, seperti:
- Vagina mengeluarkan cairan yang tidak normal
- Terdapat bisul atau luka pada vulva
- Saat buang air kecil terasa sulit atau terasa perih
- Vagina mengalami pendarahan dan pembengkakan
- Saat berhubungan seksual muncul rasa tidak nyaman
Apabila mengalami beberapa kondisi di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ya, Bela!
Cara mencegah dan mengatasi vagina gatal
- Hindari penggunaan tisu, pembalut, pantyliner, dan pembersih organ kewanitaan yang mengandung pewangi
- Gunakan air bersih dan sabun biasa tanpa pewangi untuk membersihkan area kewanitaan serta lakukan hanya sekali dalam sehari
- Ganti pembalut secara rutin selama masa menstruasi
- Ganti celana dalam secara rutin setiap hari dan pilihlah celana dalam berbahan katun
- Gunakan celana atau rok yang nyaman dan tidak terlalu ketat
- Gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah penyakit menular seksual
- Hindari berhubungan seksual ketika vagina masih terasa gatal atau nyeri
- Usahakan untuk tidak menggaruk vagina meski terasa gatal
- Gantilah pakaian olahraga, terutama baju renang, segera setelah selesai berolahraga
- Bersihkan vagina dengan benar, yaitu dari arah vagina menuju anus. Penggunaan tisu toilet setelah buang air kecil juga sebaiknya dilakukan dari arah vagina ke anus
Setidaknya ada beberapa upaya yang bisa kamu coba untuk mengatasi keputihan berlebih. Nah, berikut cara-cara yang bisa kamu lakukan:
- Jaga area genital tetap bersih dan kering
- Hindari menggunakan produk pembersih alat kelamin wanita yang menyebabkan perusakan keasaman dan keseimbangan bakteri vagina
- Hindari menggunakan semprotan higienis, wewangian, atau bedak di area genital
- Konsumsi yoghurt atau suplemen yang mengandung Lactobacillus
- Kenakan celana berbahan katun dan hindari celana dalam yang terlalu ketat
- Setelah berkemih, bersihkan vagina dari depan ke belakang, agar bakteri tidak masuk ke dalam vagina
- Kompres dingin untuk meredakan gatal dan pembengkakan
- Berendam dengan air hangat untuk membantu meringankan gejala. Kemudian, keringkan sampai bersih sesudahnya
- Disarankan jangan menggunakan panty liner. Jika tetap ingin menggunakan panty liner, pilih yang tidak mengandung pengharum dan tidak digunakan selama lebih dari 4–6 jam
- Hindari hubungan seksual terlebih dahulu