Aksi donor darah biasanya rutin dilakukan oleh PMI untuk memenuhi kebutuhan kantong darah di berbagai rumah sakit. Salah satu yang sering menjadi pertanyaan adalah apa hukum donor darah saat puasa, apakah diperbolehkan? Karena bagaimana pun ada proses suntik saat pengambilan donor berlangsung.
Hukum donor darah saat puasa menurut fatwa MUI
Berdasarkan fatwa MUI sebagaimana telah disampaikan oleh Ketua Bidang Dakwah, Cholil Nafis, hukum donor darah saat puasa adalah diperbolehkan. Aktivitas tersebut tidak termasuk hal yang membatalkan puasa karena tidak memasukkan sesuatu ke organ pencernaan.
Selama kegiatan donor darah yang dilakukan adalah untuk kesehatan dan tidak menimbulkan mudharat, maka hal tersebut tidak masalah untuk dilakukan. Apalagi proses donor darah biasanya dilakukan melalui proses suntikan atau injeksi ke bagian tangan yang notabene diperbolehkan selama berpuasa.
Alasannya karena tidak ada suatu benda yang dimasukkan ke dalam anggota tubuh melalui rongga terbuka. Karena suntikan saat donor darah adalah proses untuk mengambil darah dari pembuluh yang disuntik. Selain itu, donor darah merupakan perbuatan mulia karena termasuk perbuatan berderma untuk kepentingan khalayak.
Donor darah juga tidak dilarang selama berpuasa karena dilakukan di luar tubuh manusia. Jarum yang disuntikkan tidak pada jalan kemaluan atau dubur dan lubang tubuh lainnya yang berpangkal pada organ bagian dalam atau jauf. Organ yang termasuk dalam jauf adalah usus, lambung, bagian dalam kepala, dan kandung kemih.
Sedangkan hal yang membatalkan puasa adalah ketika benda yang masuk ke dalam tubuh tersebut lewat rongga terbuka seperti hidung, telinga, dan mulut. Itu artinya, hukum donasi darah adalah diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa.
Donor darah bagian dari kebaikan
Stok darah akan senantiasa terus dibutuhkan terutama untuk membantu pasien yang harus dirawat di rumah sakit dan membutuhkan donasi darah dari orang lain. Makna donor darah sendiri merupakan proses pengambilan darah secara sukarela dari seseorang untuk kemudian disimpan sebagai stok darah di bank darah.
Stok kantong darah tersebut nantinya akan digunakan dan diberikan untuk transfusi darah ke yang lebih membutuhkan sesuai dengan jenis golongan darah yang bisa diterima. Tak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan akan stok darah sangat tinggi sehingga aksi donor darah masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Selain itu, melakukan kebaikan untuk orang lain merupakan hal yang dianjurkan oleh agama Islam. Umat muslim diajarkan untuk selalu berbuat baik dan menolong sesamanya. Selama tubuh dalam keadaan sehat dan bisa mendonorkan darah, maka tidak ada dalil yang melarangnya meskipun dilakukan saat sedang berpuasa.
Sebelum melakukan aksi donor, biasanya akan dilakukan pemeriksaan khusus untuk fisik yang mencakup nadi, tekanan darah, berat badan, suhu, dan laju napas. Jika dinyatakan aman, maka pendonor bisa melanjutkan aksinya untuk melakukan kebaikan tersebut.
Manfaat donor darah untuk kesehatan
Darah memiliki peran krusial untuk tubuh yakni mengangkut dan mendistribusikan oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi untuk mengatur distribusi hormon, mengangkut sari makanan, dan lainnya. Donor darah merupakan kegiatan amal kebaikan yang patut digalakkan. Berikut beberapa manfaatnya:
1. Meningkatkan produksi sel darah
Manfaat utama donor dari sudah pasti adalah untuk membantu orang lain yang membutuhkan donasi darah. Bagi pendonor, mereka juga akan mendapatkan manfaat dalam kaitannya dengan kesehatan tubuh. Saat melakukan donor darah, maka sel darah akan berkurang karena ada yang diambil.
Namun, di satu sisi justru produksi sel darah merah akan semakin meningkat karena sumsum tulang belakang akan segera memproduksi yang baru untuk menggantikan sel darah yang hilang. Tubuhnya akan secara otomatis menstimulasi produksi darah segar setelah melakukan aksi donor.
2. Mendeteksi penyakit serius
Ada prosedur yang harus diikuti saat melakukan donor darah. Tidak semua orang bisa melakukan donor karena harus melewati pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Sehingga aksi donor darah juga bisa menjadi salah satu upaya untuk mendeteksi penyakit serius. Contohnya seperti sifilis, HIV, hepatitis, hingga malaria.
Dengan adanya pemeriksaan fisik ini, maka Kamu pun akan tahu bagaimana kondisi tubuh sendiri sehingga bisa segera melakukan konsultasi dan pemeriksaan jika diperlukan. Pemeriksaan fisik ini juga perlu dilakukan untuk mencegah adanya penularan penyakit ke penerima donor.
3. Menjaga kesehatan jantung
Dengan melakukan aksi donor darah secara rutin, maka aliran darah pun menjadi semakin lancar dan dapat mencegah penyumbatan arteri. Resiko serangan jantung pun dapat diminimalisir hingga 88%. Tidak hanya meminimalkan resiko penyakit ini namun juga penyakit lainnya.
Contohnya seperti stroke dan kanker. Selain itu, donor darah juga dapat membantu menstabilkan kadar zat besi di dalam darah.
Syarat menjadi pendonor
Perlu dicatat bahwa tidak semua orang bisa menjadi pendonor dan ada syarat tertentu yang harus dipenuhi. Usia minimal untuk mendonorkan darah adalah 17 tahun dan maksimal 70 tahun dengan berat badan minimal 45 kg.
Pendonor juga harus melewati serangkaian pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah memiliki penyakit menular atau tidak. Beberapa orang yang tidak diperbolehkan donor seperti pengidap diabetes, kanker, epilepsy, HIV, sifilis, hepatitis, hemofilia, serta pecandu narkoba.
Setelah melakukan donor darah biasanya badan akan menjadi lemas karena ada darah yang diambil sehingga hal tersebut adalah wajar. Namun, jika karena kondisi tersebut membuat Kamu tidak kuat untuk puasa, maka sebaiknya tunda waktu untuk donor.
Hukum donor darah saat puasa jelas diperbolehkan. Selain karena tidak ada unsur memasukkan zat makanan yang dapat menambah energi tubuh, donor juga merupakan bagian dari amal kebaikan.