Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

7 Fakta Tentang PMS yang Sering Mengganggu Setiap Menjelang Menstruasi

Apa sih memangnya PMS itu?

Dina Lathifa

Suka merasa lebih sering lapar pada periode tertentu setiap bulannya? Mendadak mood berubah nggak menentu tanpa alasan yang jelas? Atau mungkin, beberapa bagian tubuhmu merasa nyeri dan pegal-pegal? Satu hal yang kamu ketahui ketika beberapa hal ini terjadi adalah: Kamu akan segera memasuki masa datang bulan atau menstruasi.

Perubahan-perubahan yang kamu rasakan ketika menjelang atau selama menstruasi sering disebut dengan PMS, yang merupakan kepanjangan dari Premenstrual syndrome. Namun, apa PMS hanya sebatas perubahan mood dan rasa nyeri pada tubuh? Apakah PMS normal atau nggak, ya? Yuk, cari tahu lebih lengkap, Bela!

Mengutip dari Healthline, PMS adalah kumpulan gejala secara fisik maupun emosional yang terjadi mulai sekiktar seminggu sebelum memasuki masa mestruasi. Sebagian perempuan bisa merasakan perubahan fisik seperti nyeri pada panggul, sebagian lainnya akan menjadi lebih sensitif dengan perasaannya. Beberapa perempuan akan mengalami perubahan pada kebiasaannya beraktivitas, seperti lebih cepat lelah dan sulit tidur.

Melansir dari WebMD, umumnya perempuan mengalami setidaknya satu gejala PMS sebelum memasuki masa menstruasi. Itu bisa berupa gejala fisik, seperti perut kembung, keram, payudara yang lebih lembut, rasa lapar yang nggak biasa, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, tangan dan kaki yang membengkak, jerawat, bertambahnya berat badan, susah buang air besar atau diare. Sedangkan gejala pada emosional berupa rasa cemas, depresi, mudah menangis, mood yang nggak stabil, sulit tidur, ingin sendiri, merasa lepas kendali, dan mudah merasa marah. Ada pun gejala pada kebiasaan, meliputi jadi pelupa, kehilangan konsentrasi, dan kelelahan.

Mengapa perempuan mengalami PMS? Para peneliti belum tahu pasti mengenai hal ini. Namun, mereka meyakini jika PMS berkaitan dengan gejolak hormon yang terjadi saat masa menstruasi. Sebab pada saat itu, tubuh merilis sel telur yang menyebabkan level estrogen dan progesteron turun. Perubahan hormon ini yang memicu terjadinya gejala fisik dan emosional. Menurunnya level kedua hormon itu pun memengaruhi tingkat serotonin, yaitu neurotransmitter yang membantu mengelola perasaan, siklus tidur, dan nafsu makan. Menurunnya level serotonin menyebabkan munculnya rasa sedih, lebih sensitif, sulit tidur, dan keinginan makan yang nggak biasa.

Meski gejala PMS disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh, faktor eksternal pun dapat memengaruhi, Bela. Beberapa faktor itu ada gaya hidup dan kondisi tubuh yang dialami saat itu. Gejala PMS dapat menjadi lebih buruk ketika kamu memiliki kebiasaan merokok, sedang dalam kondisi stres, jarang berolahraga, kurang tidur, terlalu banyak mengonsumsi alkohol, nggak menjaga pola makan, dan sedang dalam keadaan depresi.

Sampai saat ini, belum ditemukan cara untuk menghentikan terjadinya gejala PMS. Namun, ada cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi efeknya atau dapat melewati masa-masa itu dengan lebih mudah. Kamu bisa mulai rutin berolaharaga setidaknya selama 30 menit setiap hari, mengonsumsi makanan sehat, mencukupi asupan kalsium tubuh, menghindari garam atau kafein, menghentikan konsumsi alkohol serta rokok, dan perbanyak istirahat.

Kamu pun dapat menemukan obat-obat pereda gejala PMS di toko terdekat dan dapat dibeli secara bebas, alias nggak memerlukan resep dokter. Namun, nggak ada salahnya untuk menemui dokter dan menceritakan keluhan PMS padanya. Ia dapat membantumu memahami keadaanmu dengan memberikan informasi lebih jelas, serta membuat resep obat yang lebih efektif untukmu. Selain itu, berkonsultasi dengan dokter dapat membuatmu mengetahui jika gejala PMS masih dalam keadaan normal atau nggak, dan dapat memberikan penanganan lebih cepat jika memang dianggap dapat membahayakan kesehatan.

Nggak ada salahnya untuk mulai membuat rekam jejak gejala PMS yang kamu alami, Bela. Kamu dapat mencatat gejala dan perubahan emosi yang sering dialami setiap bulan. Dengan jurnal seperti ini, kamu dapat memahami kondisi PMS yang akan kamu alami setiap bulannya. Jika ingin menemui dokter, rekam jejak itu dapat berguna untuk ditunjukkan padanya sehingga dokter dapat membaca kondisi kesehatanmu lebih jelas, kemudian memberikan penanganan yang lebih akurat.

Setiap perempuan pasti mengalami setidaknya satu gejala PMS sebelum dan saat sedang menstruasi, dan itu berangsur akan menghilang seiring berjalannya waktu sampai siklus datang bulan berakhir. Namun, nggak ada salahnya untuk menaruh perhatian lebih pada PMS yang kamu alami, Bela. Sebab, beberapa perempuan dapat mengalami depresi saat PMS terjadi. Kemungkinan lainnya, gejala PMS itu dapat membahayakan kesehatan tubuh.

IDN Channels

Latest from Health