Salah satu penyakit yang ditakuti oleh setiap perempuan adalah ancaman kanker payudara. Menurut data dari Kementerian Kesehatan tahun 2013, terdapat 50 kasus kanker payudara per 100.000 orang perempuan dengan angka kematian mencapai 21,5 per 100.000 kasus.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan kanker payudara seperti obesitas, penggunaan hormon pengganti dan lain sebagainya. Namun, ada pula rumor yang menyebutkan jika bra berkawat bisa memicu kanker payudara. Lalu, benarkah rumor ini? Cari tahu selengkapnya di sini!
Jawabannya adalah tidak benar. Berdasarkan sejumlah penelitian, yang melibatkan wanita dari berbagai usia yang menggunakan berbagai jenis bra menemukan kalau tidak ditemukan hubungan antara pemakaian bra dengan pertumbuhan sel-sel kanker, baik itu jenis bra berkawat maupun tidak berkawat.
Meskipun penggunaannya bisa membuat payudara terlihat kencang, faktanya bra berkawat dapat menghambat sirkulasi cairan getah bening dan menghambat drainase cairan tubuh, sehingga nantinya akan menyebabkan gangguan pada sistem pembuangan zat-zat yang tidak diperlukan dari tubuh.
Jika zat-zat dan cairan ini terhambat, maka proses sekresi menjadi terhambat. Ketika proses sekresi terhambat, cairan yang menumpuk tersebut kemudian dapat memicu timbulnya kanker, termasuk kanker payudara.
Walau tidak ditemukan hubungan langsung antara bra berkawat dengan kanker payudara, masih ada bahaya lainnya yang mengancam jika menggunakan bra berkawat. Apa saja bahaya yang dimaksud?
Hal ini bisa terjadi jika bahan yang melapisi kawat bra menjadi tipis karena mengalami gesekan dengan kawat secara terus menerus, dan akhirnya robek. Ketika bahan pelapis kawat ini robek, tentunya kawat menjadi menonjol keluar dan akhirnya meningkatkan kemungkinan melukai kulit sekitar dada kamu, baik luka yang ringan maupun lecet kemerahan. Jadi, ada baiknya untuk selalu mengganti bra saat kawatnya sudah mulai terlihat, ya!
Hal ini dapat terjadi jika kawat bra sudah menonjol keluar dan bergesekan langsung dengan kulit, sementara kamu memang memiliki alergi terhadap bahan kawat bra tersebut. Jika timbul reaksi alergi, kulit di sekitar dadamu bisa menjadi gatal-gatal, kemerahan, dan timbul ruam bahkan bengkak. Untuk mengatasinya, bisa jadi kamu harus menggunakan anti-alergen yang diresepkan dokter.
Saat menggunakan bra berkawat, kulit di area payudara menerima tekanan yang lebih kuat dibandingkan bra tanpa kawat. Nah, jika kamu memakai bra berkawat seharian tanpa melepasnya hingga saat tidur, maka efek tekanan ini dapat menimbulkan bekas kemerahan, yang dapat menimbulkan iritasi kulit.
Ketika area kulit payudara sudah teriritasi, bisa saja lama kelamaan menjadi luka terbuka yang memungkinkan bakteri, virus, dan jamur di permukaan kulit dada menjadi lebih mudah masuk dan menginfeksi kulitmu.
Dampak yang satu ini terjadi karena jika pemakaian bra berkawat yang terlalu lama. Pasalnya, otot trapezius yang menghubungkan leher dan bahu bisa menjadi kencang atau tegang jika terlalu lama menggunakan bra berkawat dengan ukuran tidak pas (kekecilan).
Hal ini karena kawat pada bra berukuran kecil akan menekan otot tersebut, sehingga menimbulkan nyeri pada punggung, leher, dan bahumu. Makanya, sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan bra berkawat seharian penuh, nih!
Nah, itulah berbagai bahaya memakai bra berkawat yang harus diketahui. Semoga bermanfaat!
Sumber: Go-Dok.com