Yuk, Deteksi Dini Kanker Payudara & Kanker Serviks Sebelum Terlambat

Karena mencegah lebih baik dari mengobati

Yuk, Deteksi Dini Kanker Payudara & Kanker Serviks Sebelum Terlambat

Bersama mewujudkan Indonesia bebas kanker payudara dan kanker serviks, RSPI Puri Indah mengadakan webinar kesehatan pada Kamis (21/04/2022), bersama dr. Kristina M. Siswiandari, Sp.B.SubBOnk selaku dokter spesialis bedah subspesialis bedah onkologi dan dr. Grace Valentine, Sp.OG selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

Yuk, Deteksi Dini Kanker Payudara & Kanker Serviks Sebelum Terlambat

Mengutip dari American Cancer Society, 2002, kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel abnormal yang dapat menyebabkan kematian. Terkhusus kanker payudara, kanker jenis ini menjadi salah satu penyebab kematian paling tinggi setelah kanker leher rahim yang menimpa perempuan. 

Di Indonesia terdapat 23.140 kasus baru stadium lanjut setiap harinya. Kurangi risiko untuk melindungi diri, merupakan upaya dini agar perempuan berjauhan dari kanker payudara maupun kanker serviks. 

1. Pentingnya deteksi dini

Dalam pemaparannya dokter Kristina menjelaskan jika kanker payudara termasuk golongan yang dapat didiagnosa dini. Organisasi kesehatan dunia, WHO, membagi 4 kelompok kanker yang berkaitan dengan Cancer Control Program, yaitu, preventable (dapat dicegah), early detectable/early detection (dapat dideteksi dini), curable (dapat diobati), dan palliation (perbaikan kualitas hidup). 

Menjadi salah satu kanker yang relatif cukup tinggi menyerang perempuan di Indonesia, dokter Kristina menjelaskan jika sebagian besar kasus kanker payudara di Indonesia masih dalam stadium lanjut.

Keberhasilan terapi akan sangat dipengaruhi oleh stadium kanker, sehingga, semakin dini kanker terdeteksi maka hasil terapi juga akan semakin baik. Di sisi lain, dari segi pembiayaan pengobatan untuk stadium dini relatif lebih murah. 

2. Melakukan pemeriksaan payudara

Tidak semua benjolan adalah kanker. Yap, sebelum panik karena merasa ada benjolan di sekitar payudara, kamu dapat melakukan pemeriksaan sendiri lalu berlanjut pada pemeriksaan klinis. SADARI atau Periksa Payudara Sendiri, bertujuan untuk mengenal tipografi dan mengidentifikasi jika ada perubahan pada payudara.

SADARI dilakukan untuk melihat apakah ada benjolan dan perubahan bentuk atau ukuran payudara.  Setelah melakukan SADARI, untuk melengkapinya kamu dapat mengkombinasikannya dengan pemeriksaan klinis CBE (Clinical Breast Examination) dan Mamografi.

Adapun tanda-tanda kanker payudara secara umum, yaitu: 

  • Terdapat gumpalan di sekitar payudara.
  • Kulit di sekitar payudara mengerut.
  • Adanya perubahan warna kulit dan tekstur. 
  • Adanya perubahan bentuk puting atau puting melesak ke dalam. 
  • Keluarnya cairan bening/putih/darah dari puting. 

Kanker yang sudah bergerak ke arah stadium lanjut akan membuat massa tumor semakin membesar, koreng yang tidak mau sembuh, hingga dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain seperti ketiak, paru-paru, hati, tulang dan otak. 

3. Tindakan pengobatan bagi penderita kanker payudara

Menjelaskan lebih lanjut, dokter Kristina menjelaskan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengobati penderita kanker, di antaranya dengan pembedahan, radiasi, kemoterapi, terapi hormonal, dan terapi target. Pengobatan disesuaikan setelah melakukan pemeriksaan lengkap kepada pasien.

4. Mengenal kanker serviks dan faktor risikonya

Dokter Grace Valentine menjelaskan jika semua perempuan yang pernah berhubungan seksual berisiko terkena HPV (Human Papilloma Virus), yang bersifat onkogenik penyebab kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab utama kasus kanker serviks di seluruh dunia, yakni sekitar 70%.

Di Indonesia sendiri, kanker serviks menempati posisi pertama sebagai kanker yang paling banyak menyebabkan kematian. Kanker serviks paling banyak menyenai perempuan usia 36-55 tahun, adapun faktor risiko yang menyebabkan perempuan terkena kanker serviks, yaitu: 

  • Aktif seksual di usia muda.
  • Berganti-ganti pasangan seksual.
  • Jarak kelahiran yang pendek. 
  • Higiene seksual yang buruk. 
  • Riwayat penyakit kelamin. 
  • Sosial ekonomi yang rendah. 
  • Merokok.
  • Umur di atas 40 tahun.
  • Infeksi virus HPV.
  • Riwayat kanker serviks dalam keluarga/genetik.  

5. Pencegahan kanker serviks

Dalam penjelasannya, dokter Grace memaparkan bagi perempuan yang sudah aktif seksual untuk melakukan pencegahan secara dini dengan vaksinasi dan melakukan deteksi dini dengan IVA/Pap smear.

Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah karena lamanya perjalanannya, mulai dari terinfeksi hingga menjadi kanker—butuh 3-17 tahun. Beberapa gejala umum kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala karena letak serviks berada di dalam, keputihan lama, pendarahan (spotting, post coital bleeding, post menstrual bleeding) dan rasa nyeri pada perut bagian bawah.

Yuk, mulai pola hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi seimbang, hindari rokok dan alkohol, serta rajin berolahraga agar tubuh terjaga kesehatannya. Terutama bagi perempuan, yuk, mulai melakukan pemeriksaan dini untuk mendeteksi apakah ada kelainan atau tidak pada tubuh.

Jangan sampai terlambat, Bela!

  • Share Artikel

TOPIC

    trending

    Trending

    This week's horoscope

    horoscopes

    ... read more

    See more horoscopes here

























    © 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

    Follow Us :

    © 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved