Bela, kamu pasti pernah mengalami hal ini, kan? Menjelang periode menstruasi dimulai, tiba-tiba ada segaris noda berwarna kecokelatan di permukaan celana dalam atau panty liner.
Dalam sebagian besar kasus, keluarnya cairan kecokelatan ini bukanlah sesuatu yang membahayakan. Walau begitu, kondisi ini juga bisa menjadi isyarat tertentu seperti indikasi kehamilan, pramenopause, pun beberapa kondisi kesehatan lain.
1. Apa sebenarnya kandungan pada cairan kecokelatan tersebut?
Pada dasarnya, cairan kecokelatan tersebut merupakan cairan keputihan yang mengandung darah. Mengapa tidak berwarna merah seperti umumnya? Hal ini karena darah tersebut merupakan darah yang sudah cukup lama berada di dalam uterus.
2. Indikasi kehamilan
Bila kamu telah menikah dan menunggu tanda-tanda keberadaan si kecil, keputihan ini bisa jadi salah satu indikasinya. Namun, tidak semua ibu hamil akan mengalami gejala ini.
Keputihan berwarna kecokelatan terjadi sebagai akibat dari pendarahan implantasi. Pendarahan implantasi sendiri dapat terjadi pada satu sampai dua minggu setelah proses fertilisasi. Walau begitu, bila cairan yang keluar berwarna kecokelatan yang tua dan keruh, hal tersebut boleh jadi justru pertanda kehamilan ektopik atau bahkan keguguran.
3. Persiapan menjelang menopause
Sementara itu, pada wanita dengan usia lanjut (40-50), noda kecokelatan tersebut bisa jadi tanda pramenopause. Masa transisi ini sendiri juga dibarengi dengan beberapa pertanda lainnya seperti mood swing, susah tidur, vagina kering dan beberapa lainnya.
4. Awal menstruasi dan reaksi kondisi tertentu
Bila kamu sedang tidak dalam masa kehamilan atau menjelang menopause, ada semakin banyak kemungkinannya. Salah satunya adalah pertanda bahwa periode menstruasimu baru dimulai dan diawali dengan keluarnya darah 'lama' dari uterus.
Selain itu, noda kecokelatan juga bisa jadi bentuk reaksi terhadap papsmear atau pemeriksaan vagina lainnya. Boleh jadi, hal tersebut juga merupakan reaksi setelah melakukan hubungan seksual maupun ovulasi dengan warna cenderung cokelat-kemerahmudaan.
5. Kurangnya menjaga kebersihan vagina
Ada kalanya cairan kecokelatan yang keluar juga diikuti bau tidak sedap. Hal ini biasanya dikarenakan kurangnya kebersihan vagina dengan keberadaan benda-benda asing yang tertinggal di dalamnya, seperti tampon, kondom, cincin KB dan sebagainya. Kondisi ini harus segera mendapat penanganan dari dokter dan bukan tidak mungkin telah terjadi infeksi.
6. Terjangkit penyakit menular seksual (PMS)
Bagi wanita yang aktif secara seksual, kemungkinan terjangkit penyakit menular seksual bisa jadi ditunjukkan dengan gejala ini. Adapun beberapa jenis PMS yang paling sering terjadi adalah gonorrhea dan chlamydia.
Biasanya, PMS juga menimbulkan gejala lain seperti sensasi terbakar saat buang air kecil, keputihan yang berbau tidak sedap, dan rasa nyeri saat melakukan hubungan seksual. Untuk itu, penting bagi wanita yang aktif secara seksual untuk melakukan pemeriksaan secara berkala.
7. Kemungkinan penyakit serius lainnya
Meski secara umum cairan kecokelatan yang keluar dari vagina tidak mengkhawatirkan, ada pula risiko penyakit serius yang mengintai. Beberapa di antaranya adalah kanker serviks, PCOS, dan infeksi atau peradangan panggul.
Mengingat urusan yang satu ini berkaitan erat dengan organ wanita yang sangat vital, penting bagi kamu untuk benar-benar memerhatikan. Bila mengalami cairan kecokelatan yang normal (tidak berwarna terlalu keruh dan hanya berlangsung secara singkat), kamu tidak perlu khawatir.
Namun bila kondisi tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama, mengeluarkan aroma yang tidak sedap, dan disertai keluhan lain seperti gatal pad vagina dan nyeri setelah berhubungan, segera berkonsultasi ke dokter. Jangan menunda lebih lama untuk menghindari risiko yang lebih besar.
Disclaimer: Artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Pernah Mendapat Noda Kecokelatan Sebelum Haid? Ini Penjelasan Ahlinya!